ASAL MULA
TERBENTUKNYA METABOLISME: TEORI AUTOTROF
Ilmu kimia memandang asal mula
kehidupan dari sisi yang berbeda. Dalam pandangan ilmu kimia, sel primitif di
masa lampau bukanlah sel heterotrof yang bergerak secara aktif mencari makan.
Sebaliknya sel tersebut bersifat autotrof dan memfiksasi CO2 untuk menghasilkan
materi organik untuk dimanfaatkan sendiri. Organisme autotrof memanfatkan
materi anorganik seperti karbon untuk menghasilkan makanan untuk diri sendiri.
Contoh organisme autotrof adalah tanaman yang menggunakan energi sinar matahari
untuk mengubah CO2 menjadi berbagai derivat gula. Selain itu beragam bakteri
juga bersifat autotrof dan mampu memfiksasi CO2 untuk dijadikan asam
karboksilat.
Teori autotrof mengajukan
postulat bahwa kehidupan di masa lampau menggunakan persenyawaan besi untuk
menghasilkan energi. Hal ini dilakukan dengan mengubah FeS menjadi FeS2 oleh
H2S dapat melepaskan energi dan menghasilkan atom H untuk mereduksi CO2 menjadi
materi organik. Beberapa jenis bakteri anaerobik di masa kini menghasilkan
energi dengan cara oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+, sementara organisme lain
melakukan hal serupa dengan cara mengoksidasi sulfur. Jadi diduga bentuk
metabolisme di masa lampau yang melakukan metabolisme berbasis besi dan sulfur
cukup masuk akal.
Beberapa kemungkinan cara fiksasi
CO2 yang dilakukan di masa lampau telah banyak diusulkan. Pertama, yaitu
melibatkan insersi CO2 dengan dikatalis Fe menjadi derivat sulfur semacam asam
karboksilat. Metode ini masih bisa disaksikan di masa kini, yaitu sebagai
perantara metabolik seperti asam asetat, asam piruvat, asam suksinat, dan
sebagainya. Hanya saja kejadian semacam ini tidak terjadi dalam lautan
primitive soup, nampaknya lebih dimungkinkan terjadi di permukaan mineral besi
sulfida di bawah tanah. Jadi asal mula senyawa asam organik tersebut mungkin
terjadi melalui proses seperti percobaan Miller. Pendapat lain menyatakan bahwa
molekul organik pertama yang ada di bumi adalah turunan karbon monoksida dan
H2S. Hal ini pernah diujicobakan bahwa campuran katalis FeS atau NiS dapat
mengubah CO yang ditambah methane thiol (CH3SH) menjadi tioester (CH3-CO-SCH3).
Selanjutnya tioester ini dapat dihidrolisis menjadi asam asetat. Sejumlah
katalis selenium dapat membantu konversi CO yang ditambah H2S menjadi CH3SH yang
dapat diproses menjadi asam asetat. Saat ini juga terbukti bahwa CO dapat
diaktivasi katalis FeS/NiS sehingga dapat menciptakan ikatan peptida di antara
asam amino alpha dalam larutan suhu tinggi.
No comments:
Post a Comment