DAMPAK
GAGAL GINJAL KRONIK PADA SISTEM TUBUH
1.
sistem pernafasan
Pernafasan yang berat dan
dalam (kusmaul) dapat terjadi pada pasien yang menderita asidosis berat,
komplikasi lain akibat GGK adalah paru-paru uremik dan pneumonitis. Keadaan
Oedema paru dapat terlihat pada thorax foto dimana disertai kelebihan cairan
akibat retensi natrium dan air, batuk non produktif juga dapat terjadi sekunder
dari kongesti paru-paru terutama saat berbaring, suara rales akibat adanya
transudasi cairan paru. Kongesti pulmonal akan menghilang dengan penurunan
jumlah cairan tubuh melalui pembatasan garam dan hemodialisis.
2.
Sistem kardiovaskuler
Hipertensi akibat
penimbunan cairan / garam atau peningkatan sistem renin-angiotensin-aldosteron,
nyeri dada dan sesak nafas akibat perikarditis, efusi peri cardial, penyakit
jantung koroner akibat arterosklerotis yang timbul dini dan gagal jantung
akibat penimbunan cairan dan hipertensi, adanya oedema periorbital, pitting
oedema, prictionrub pericardial dan adanya pembesaran vena leher.
3.
Sistem Gastrointestinal
Adanya anoreksia, nause dan
vomitus akibat gangguan metabolisme protein diusus, ternbentuknya zat toksik
akibat metabolisme di usus seperti amonia dan metil guadin. Zat toksik tersebut
merupakan bahan iritan yang dapat menimbulkan defek mukosa barier, histamin
terangsang untuk menguluarakan asam lambung. Foetor uremik disebabkan ureum
berlebih pada saliva yang diubah oleh bekteri dimulut sehingga menjadi amonia
sehingga nafas berbau amoniaq yang menimbulkan stomatitis atau paratitis.
Cegukan ( hiccup ) terjadi tapi penyebabnya belum jelas dapat berhubungan
dengan sisten saraf otonom.
4.
Sistem Integumen
Kulit berwarna pucat karena
anemia, kekuningan akibat penimbunan urekom, gatal – gatal terjadi akibat toksik
uremik dan pengendapan kalsium di pori – pori kulit, ekimosis terjadi akibat
gangguan hematologi, urea frost akibat kristalisasi urea yang ada pada keringat
( jarang terjadi ).
5.
sistem Muskuloskeletal
- restless
leg syndrom : pasien merasa pegal di bagian kaki sehingga selalu
digerakkan
- burning
feet syndrom : rasa kesemutan dan seperti terbakar terutama di telapak
kaki.
- Ensefalopati
metabolik : lemeh, tidak biasa tidur, gangguan konsentrasi, tremor dan
kejang.
6.
Sistem endokrin
- Gangguan
seksual : libido, fertilitas dan ereksi menurun pada pria akibat
testosteron dan spermatogenesis menurun, sebeb lain karena hormon tertentu
( paratiroid ), pada wanita gangguan menstruasi, gangguan ovulasi dengan
sampai amenorhoe.
- Gangguan
metabolisme glukosa, retensi insulin dan gangguan sekresi insulin.
- Gangguan
metabolisme lemak dan vitamin D.
7.
Sistem Hematologi
- Anemia
karena disebabkan oleh penurunan produksi eritropoetin, hemolisis,
defisiensi zat besi, asam folat dan nafsu makan berkurang, perdarahan,
fibrosis sum – sum tulang akibat hiperparatiroidism sekunder.
- Gangguan
fungsi trombosit dan trombositopeni.
- Gangguan
leukosit, fagositosis dan kemotaksis berkurang, fungsi limfosit menurun
dan imunitas berkurang.
8.
Sistem Perkemihan
Hilangnya kemampuan
pemekatan atau pengenceran kemih dari kadar plasma, Bj kemih 1.010 ( nilai
normal 1.013 ). Perubahan tersebut mengakibatkan klien uremia sehingga mudah
mengalami perubahan keseimbangan air yang akut. Pemasangan kateter atau
pemasangan selang nefrostomy biasanya dapat mambantu dalam pengeluaran urine
dan pengukuran keseimbangan cairan tersebut. Gangguan elektrolit dapat terjadi
akibat hiperfosthamia, hiperkalemia atau hipokalsemia.
No comments:
Post a Comment