DNA MITOKONDRIA, RODA
EVOLUSI YANG BERPUTAR DENGAN CEPAT
Mitokondria memiliki DNA sirkular
yang mirip dengan kromosom bakteri, walau DNA tersebut lebih kecil. DNA
mitokondria mengkode beberapa protein dan rRNA untuk mitokondria, hanya saja
sebagian besar komponennya dikode oleh bagian inti sel. DNA mitokondria pada
hewan mengakumulasi mutasi dengan cepat daripada gen di inti sel. Tepatnya,
akumulasi mutasi terjadi pada posisi kodon ke-3 gen struktural dan lajunya
makin cepat pada tapak regulator antar gen. Hal ini berarti bahwa DNA
mitokondria dapat dipakai untuk pengamatan kekerabatan pada beberapa spesies
yang berdekatan atau berbagai ras dalam satu spesies. Sebagian besar
variabilitas pada DNA mitokondria manusia terjadai pada segmen loop D pada
tapak regulator. Sequencing pada segmen ini membantu peneliti untuk perbedaan
beberapa populasi dalam sekelompok etnis tertentu.
Salah satu kelemahan dalam
penggunaan DNA mitokondria adalah bahwa mitokondria diwariskan dari pihak Ibu.
Meskipun sel sperma juga membawa mitokondria, namun organel tersebut tidak
dilepaskan selama terjadi fertilisasi dan tidak diwariskan. Di sisi lain
analisis DNA mitokondria dapat membantu dalam penentuan leluhur perempuan
karena tidak diributkan dengan rekombinasi. Sel eukariot yang hanya memiliki
satu nukleus, tetapi memiliki banyak mitokondria, sehingga terdapat ribuan
salinan DNA mitoondria. Hal ini menyebabkan ekstraksi dan sequencing DNA
mitokondria jauh lebih mudah secara teknis.
DNA mitokondria terkadang dapat
diperoleh dari museum dan berbagai hewan yang punah. DNA mitokondria yang
diekstrak dari mammoth beku di Siberia, bila dibandingkan dengan sequence
serupa milik gajah India dan Afrika menunjukkan perbedaan hanya sebanyak 4-5
dari 350 basa. Quagga adalah sejenis hewan punah yang mirip dengan zebra. Hewan
ini diketahui hidup di selatan daratan Afrika ratusan tahun yang lalu. Spesimen
yang diperoleh dari museum di Jerman menghasilkan potongan otot dimana DNA akan
diekstrak dan disusun sequencenya. Dua potongan gen dari DNA mitokondria quagga
juga digunakan dalam pengamatan ini. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tingkat
perbedaan basa DNA quagga dan zebra adalah sebesar 5%. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa quagga dan zebra berasal dari leluhur yang sama jutaan tahun
yang lalu.
Metode ekstraksi DNA juga pernah
dilakukan pada mumi berusia 2400 tahun dari Mesir. DNA yang berhasil diperoleh
hanya sebanyak 5%, tidak sebanyak yang dapat dilakukan pada spesiemen yang
segar. Meskipun peneliti telah berhasil menyusun sequence sebesar ribuan pasang
basa, namun tidak banyak gen yang dapat diungkap. Hal ini disebabkan sebagian
besar DNA pada hewan tingkat tinggi tersusun atas untaian bukan pengkode. Dari
mumi tersebut hanya terungkap adanya elemen Alu yang merupakan ciri DNA
manusia.
No comments:
Post a Comment