DNA SEQUENCING DAN
KLASIFIKASI BIOLOGI
Sebelum upaya DNA sequencing
mulai dikenal, klasifikasi hewan dan tanaman telah berhasil dikerjakan,
sedangkan untuk klasifikasi fungi dan eukariot primitif lainnya masih belum
memberikan hasil yang memuaskan, dan klasifikasi bakteri dipersulit dengan karakter
bakteri yang juga sulit diamati. Oleh karena itu untuk pengklasifikasian
bakteri menggunakan metode sequencing gen, dan hal ini segera diaplikasikan
untuk kelompok organisme lain. Hingga saat ini manusia dapat melacak leluhur
suatu organisme dengan cara membandingkan untaian DNA, RNA, atau protein yang
dapat menggambarkan kekerabatan genetik secara mendasar, daripada menggunakan
ciri eksternal. Dalam situasi dimana pengelompokan ke dalam spesies, genera,
famili, dan sebagainya sulit untuk dilakukan, maka data hasil sequencing dapat
memberikan pengukuran kekerabatan genetik secara kuantitatif. Bahkan bila
penentuan spesies tidak dapat dilakukan dengan tepat, maka data keragaman
sequence dapat dipakai untuk menempatkan suatu organisme dalam spesies atau famili
yang mana.
Pada mulanya usaha klasifikasi
dengan sequencing dilakukan pada ribosomal RNA. Akan tetapi semakin banyak data
yang telah dihimpun, bahkan hingga tingkatan genom, maka sangat dimungkinkan
untuk menggunakan sejumlah gen sebagai dasar klasifikasi. Saat ini komputer
dapat dimanfaatkan untuk mengkalkulasi keragaman relatif pada berbagai sequence
dan menyajikan hasilnya sebagai diagram pohon.
Pada contoh tersebut digambarkan
bahwa terdapat 4 jenis bakteri dari genus berbeda tetapi masih dalam satu
famili Enterobacteria. Untuk membuat interpretasi yang tepat atas diagram
tersebut, maka juga diperlukan sequence dari jenis ”out group”, dalam contoh
tersebut menggunakan data dari bakteri Pseudomonas yang berkerabat jauh dengan
kelompok bakteri enterik tersebut. Nodus pada diagram menyatakan adanya
kesamaan leluhur. Panjang lengan diagram menyatakan jumlah mutasi yang terjadi
dan adanya angka menyatakan jumlah perubahan basa nukleotida yang diperlukan
untuk mengubah suatu sequence pada tiap cabang. Perlu dicatat bahwa rRNA dengan
satuan 16s memiliki panjang 1542 basa nukleotida.
Hewan parasit adalah hewan yang
beradaptasi dan mengembangkan kebiasaan khusus akibat lingkungan yang tidak
lazim. Menyusun kekerabatan filogenetik untuk hewan parasit sulit dilakukan
bila berdasar atas analisis ciri semata. Namun dengan analisis sequence gen
dapat digunakan untuk melacak leluhur hewan parasit atau hewan dengan rupa
tidak lazim. Perkembangan bentuk yang tidak lazim akibat pengaruh habitat tidak
hanya terjadi pada hewan parasit. Tikus tanah adalah hewan yang hidup di bawah
tanah atau di gua. Oleh karena hewan ini beradaptasi untuk tidak menggunakan
organ mata, maka hewan ini tidak memiliki mata. Terkadang struktur organ
vestigial tertentu masih dipertahankan kendati hewan yang memiliki organ
tersebut sudah tidak menggunakannya lagi. Contohnya adalah paus yang memiliki
alat gerak belakang yang mengalami atrofi sehingga menunjukkan bahwa paus
bukanlah ikan. Paus adalah mamalia yang beradaptasi utnuk hidup di perairan
dengan cara membentuk tubuhnya seperti ikan. Sebelum metode sequencing gen
dikenal, masih belum terungkap mamalia mana yang berkerabat dekat dengan paus.
Namun kini telah diungkap bahwa paus berkerabat dengan mamalia berkuku dari
kelompok kuda nil, jerapah, babi, dan unta.
Kesulitan yang dihadapi dalam
metode sequencing adalah basa yang berubah dapat berbalik ke kondisi semula.
Untuk membandingkan berbagai sequence dengan banyak tapak yang berubah, maka
cukup diperlukan teknik statistik. Akan tetapi kerancuan masih terus
menghantui. Untuk mengatasi kerancuan ini, digunakan metode insersi dan delesi
(juga dikenal dengan sebutan sequence pengenal, atau indel). Meskipun sebuah
insersi atau delesi sebuah basa masih dapat mengembalikan perubahan seperti keadaan
semula, kemungkinan bahwa hasil insersi atau delesi akan kembali ke kondisi
semula (merestorasi sequence semula) adalah sangat kecil. Sebagai
konsekuensinya, bila sebuah subgroup famili beberapa sequence berkerabat yang
memiliki indel pada posisi dan panjang yang sama, maka dapat dipastikan
sequence tersebut berasal dari leluhur yang sama.
No comments:
Post a Comment