DNA PURBA DARI HEWAN
PUNAH
Selain dimanfaatkan untuk
menganalisis mammoth beku dan mumi kering, metode sequence DNA pada makhluk
hidup juga lazim dipakai untuk mengkonstruksi skema evolusi. DNA purba yang
diekstrak dari fosil sisa-sisa makhluk hidup dapat menyediakan penanda yang tepat
untuk mengukur laju evolusi. DNA tertua yang dapat diperoleh hingga saat ini
adalah DNA dari batuan amber. Amber adalah batuan polimer resin yang mengeras
berbentuk batuan tembus pandang dan telah berusia jutaan tahun. Terkadang
terdapat beberapa hewan yang terjebak dalam resin dan mengalami pengawetan di
dalamnya. Sebagian besar hewan yang terperangkap adalah insecta, cacing, siput,
dan kadal. Batuan amber berperan sebagai preservatif dan oleh karenanya
struktur internal sebuah sel seranga masih dapat diamati dengan mikroskop
elektron. Oleh karena itu sangat dimungkinkan untuk memulihkan kembali DNA
melalui PCR dari spesimen serangga yang telah berusia 125 juta tahun.
Potongan amber terbesar yang
pernah ditemukan berukuran tidak lebih dari 6 inchi. Oleh karena itu hewan
raksasa seperti dinosaurus tidak pernah ditemukan dalam keadaan masih awet.
Hanya saja bila beberapa sel darah berhasil ditemukan dalam saluran usus
serangga penghisap darah, secara teoritis dapat menyediakan sequence DNA
lengkap dari hewan bertubuh besar. Skenario inilah yang dicoba oleh Michael
Crichton dalam film fiksi Jurassic
Park yang dia kerjakan,
yaitu mengisahkan bahwa hewan dinosaurus dapat dihidupkan kembali dengan cara
menginsersi DNA dinosaurus ke dalam telur amphibi. Dalam kondisi sesungguhnya,
DNA dinosaurus akan segera rusak dan hanya sedikit sequence yang dapat dibaca.
Tetapi pada prinsipnya bukanlah hal yang mustahil untuk mendapatkan beberapa
fragmen gen Tyrannosaurus rex.
DNA yang telah diisolasi dari
berbagai sampel berusia jutaan tahun umumnya segera mengalami kerusakan
sehingga proses identifikasi tidak dapat dilakukan. DNA tertua yang pernah
diperoleh manusia hingga saat ini berusia sekitar 50.000 tahun dan berasal dari
mammoth beku di Siberia. Dari daratan beku tersebut juga ditemukan DNA tanaman
dari rerumputan dan semak yang berusia 300.000-400.000 tahun.
Mikroorganisme juga dapat
terperangkap dalam batuan amber dan dalam hal ini tidak sekedar mendapatkan DNA
saja, nampaknya masih dimungkinkan untuk menghidupkan kembali makhluk tersebut.
Spora yang dilapisi selubung protektif pada umumnya disintesis oleh bakteri
untuk menghadapi kondisi lingkungan yang buruk sehingga bakteri tersebut masih
bertahan hidup dalam waktu yang lama. Beberapa spora bakteri berusia 30 juta
tahun telah ditemukan dalam serangga lebah yang terperangkap dalam amber. Spora
tersebut bila ditumbuhkan dalam kultur ternyata dapat menghasilkan koloni
bakteri. Bakteri yang mengalami kebangkitan ini adalah dari jenis Bacillus
sphaericus yang memang selalu ditemukan dalam tubuh lebah hingga saat ini.
Bila DNA Bacillus dibandingkan
dengan kerabatnya yang ada di masa kini masih memiliki kemiripan, tetap tidak
identik. Spora dari bakteri jenis yang lain juga telah ditemukan dan dapat
dikultur berasal dari kristal garam berusia 250.000 tahun.
No comments:
Post a Comment