EVOLUSI MENYAMPING: TRANSFER GEN HORIZONTAL
Teori evolusi yang diajukan
Darwin menyatakan bahwa perubahan materi genetik dapat diwariskan dari satu
generasi menuju generasi lainnya. Akan tetapi sesungguhnya transfer materi
genetik juga dapat terjadi antara organisme satu dengan organisme lain atau antara
beberapa organisme yang masih berkerabat. Transfer gen vertikal mempunyai makna
transmisi materi genetik dari generasi parental menuju generasi turunan secara
langsung. Transfer vertikal ini juga dapat berupa transmisi gen yang terjadi
melalui pembelahan sel dan berbagai cara reproduksi yang menghasilkan salinan
utuh suatu genom secara seksual atau tidak. Sedangkan pada transfer gen secara
horizontal/lateral, transmisi materi genetik terjadi dari organisme donor
menuju organisme lain di luar jalur keturunannya.
Sebagai contoh, gen resistensi
antibiotik yang dibawa oleh plasmid dapat dipindahkan ke dalam bakteri lain
yang tidak berkerabat. Gen yang dibawa dalam plasmid terkadang juga
terintegrasi dalam kromosom, oleh karena itu gen bakteri dapat dipindahkan dari
genom suatu organisme menuju genom organisme lain. Sebagian besar gen pada
bakteri telah berhasil diungkap sequence-nya. Perhitungan yang dilakukan
berdasarkan data tersebut mengungkapkan bahwa sekitar 5-6% dari genom prokariot
adalah hasil transfer horizontal. Adanya fenomena semacam ini banyak diamati
dalam dunia klinik. Kemampuan virulensi dan resistensi terhadap antibiotik
adalah hal yang lazim dibawa melalui plasmid. Transfer horizontal semacam itu
dapat terjadi di antara organisme dari spesies yang sama (seperti transfer
plasmid di antara E. coli) atau melintasi batasan taksonomi seperti yang
terjadi pada transfer Ti-plasmid dari bakteri menuju sel tanaman. Transfer gen
semacam ini ditentukan oleh kemampuan carrier untuk melintasi batasan antar
spesies. Virus, plasmid, dan transposon adalah agen yang lazim digunakan dalam
transfer gen secara horizontal. Retrovirus adalah agen yang mampu
menginsersikan dirinya ke dalam kromosom hewan, mengambil suatu gen, serta
memindahkan gen tersebut menuju organisme lain.
Salah satu contoh transfer gen
horizontal pada hewan terkait dengan virogen tipe C yang terdapat pada baboon
dan keluarga kera dari Dunia Lama. Virogen tipe C pada mulanya telah ditemukan
pada leluhur bangsa kera tersebut sejak 30 juta tahun yang lampau. Selanjutnya
terungkap bahwa sequence virogen tipe C ini juga ditemukan pada berbagai jenis
kucing. Tercatat jenis kucing dari Afrika Utara dan Eropa memiliki virogen tipe
C milik baboon ini. Sementara jenis kucing dari Amerika, Asia ,
dan Subsahara Afrika tidak memiliki sequence gen ini. Oleh karena itu leluhur
bangsa kucing tidak memiliki gen semacam ini. Labih jauh terungkap bahwa
sequence yang ditemukan di kucing Afrika Utara serupa dengan sequence virogen
milik baboon daripada sequence milik leluhur bangsa kera ini. Oleh karena itu
dapat diduga bahwa bahwa sekitar 5-10 juta tahun yang lalu terdapat retrovirus
yang membawa virogen tipe- C secara horizontal dari leluhur baboon menuju
leluhur kucing di Afrika Utara. Kucing hias yang dipelihara di Eropa
sesungguhnya berasal dari daratan Mesir, sehingga dapat dipastikan membawa
virogen tipe C. Akan tetapi bangsa kucing yang berkembang pada periode 10 juta
tahun yang lalu tidak memiliki sequence ini.
No comments:
Post a Comment