DUNIA DNA
Molekul DNA beruntai ganda
mempunyai struktur yang lebih stabil dibandingkan ssRNA. Karena lebih
menguntungkan bagi system kehidupan untuk menyimpan informasi yang dapat
diwariskan di dalam molekul DNA daripada molekul RNA. Gugus 2” OH pada RNA
dapat menyerang ikatan fosfodiester yang berada didekatnya sehingga membuat RNA
menjadi jauh lebih stabil dari pada DNA. Proses autokatalitik ini barangkali
dipercaya oleh kondisi-kondisi yang keras pada bumi primitif. Seiring semakin
kompleksnya sel-sel ukuran genomnya juga harus meningkat. Jika eugenot pertama
memiliki genot RNA yang tersegmentasi, setidaknya satu genom dari tiap segmen
harus ada di dalam tiap sel anaknya agar sel tersebut dapat sintas (survive).
Untuk meningkatkan probabilitas sel-sel anakan memperoleh genom yang utuh,
seleksi alam akan lebih memilih produksi genom polisistroni, akan tetapi
semakin besar segmen genomik RNA, semakin tidak stabil pula RNA tersebut
sebagai sifat autokatalitiknya, jadi merupakan suatu keuntungan bagi molekul
DNA polisistronik stabil untuk mengambil alih fungsi genomic dari RNA dan
membiarkan RNA melakukan fungsi-fungsi yang tidak memerlukan molekul-molekul
yang berusia panjang. Sel-sel tak bernukleus pertama yang mengandung genom DNA
(dan semua sel semacam itu yang muncul berikutnya) disebut prokariota.
Setidaknya diperlukan empat
proses utama untuk menyelasaikan transisi ini, yaitu (1) sintesis monomer DNA
oleh ribonukleotida difospat reduktase; (2) transkripsi balik dari genom RNA
menjadi polimer DNA; (3) replikasi genom DNA oleh DNA polymerase; dan (4)
transkripsigenom DNA menjadi molekul RNA fungsional (nongenomik) seperti tRNA,
mRNA, dan rNA.
Gen-gen yang terpisah pada sel
eukariotik modern terdiri dari daerah pengkode (ekson) dan daerah yang bukan
pengkode (intron. Terselingnya gen-gen oleh intron menawarkan suatu keuntungan
evolusioner. Tampaknya,ekson-ekson dari gen yang berbeda kadangkala dapat
direkombinasi melalui mekanisme-mekanisme alami untuk mengkode protein dengan
fungsi yang berbeda namun mempunyai domain-domain asam amino yang mirip. Tiap
domain tersebut mempunyai fungsi spesifik (misalnya sebagai tempat pengikatan
reseptor, pembentukan heliks- α dan lain-lain) proses ini disebut pengocokan
akson (exon shuffling), tampaknya telah digunakan secara luas di dalam dunia
DNA eukariota awal.
No comments:
Post a Comment