ANALISIS FILOGENETIK
Protein-protein dapat berevolusi
dengan laju yang berbeda-beda akibat adanya faktor intrinsic
(mekanisme-mekanisme perbaikan). Protein–protein yang sangat lestari
(conserved) tampaknya hanya mampu menoleransi sedikit perubahan kecil,
sedangkan sejumlah protein lainnya mampu menyerap berbagai mutasi tanpa
kehilangan fungsinya. Mutasi yang terjadi diluar daerah yang terlibat dalam
fungsi normal dapat ditoleransi sebagai mutasi netral secara selektif. Seiring
berjalannya waktu biologis, mutasi-mutasi netral tersebut cenderung
terakumulasi di dalam garis keturunan geneologis. Jika kita asumsikan kalau
mutasi–mutasi netral semacam itu terakumulasi dengan laju konstan untuk protein
yang sangat lestari, maka kita bisa menentukan pola percabangan dari pohon
filogenetik (disebut juga kladogram atau pohon evolusi).
Prinsip parsimoni umum digunakan untuk
menentukan jumlah minimum perubahan genetic yang dibutuhkan untuk menyebabkan
perbedaan-perbedaan skuens asam amino atau nukleotida di antara
organisme-organisme yang mempunyai nenek moyang (ancestor) yang sama. Jarak
evolusi yang memisahkan organisme di dalam pohon filogenetik biasanya
dinyatakan dalam unit-unit mutasi nukleotida atau subtitusi asam amino.
No comments:
Post a Comment