GENETIC DRIFT
Genetik
drift adalah suatu mekanisme kompleks yang beroperasi
melalui fluktuasi kesempatan (maupun fluktuasi yang disebabkan tekanan seleksi) dalam
frekwensi allele di dalam suatu populasi.
Sangat penting suatu peristiwa sampling dimana frekwensi gen populasi keturunan kebetulan
menyimpang dari yang ditemukan pada
populasi parental. Dengan demikian populasi hampir selalu kecil dan mempunyai suatu kecenderungan ke
arah maksud mendalam atau hilangnya
suatu allele yang mempengaruhi suatu karakteristik. Seperti Genetik drift cenderung mengurangi
variasi dengan perbaikan atau kehilangan
alleles. Genetik drift adalah bukanlah arah dan cenderung menciptakan "kekacauan" gen
atau alleles diperbaiki atau hilang dengan
cepat pada suatu kesempatan. Walaupun teori Genetik drift adalah masuk akal, operasinya sukar
untuk membuktikan dengan pohon
berumur panjang dan banyak pertimbangan dapat dikutip mengapa tidak bisa menjadi suatu faktor
di dalam variasi pohon hutan
yang alami. Tetapi di samping keberatan ini, beberapa tapak alami menunjukkan bentuk variasi yang
bisa menjadi hasil genetik drift
jika terlaksana. Genetik drift pada umumnya sangat penting dalam breeding populasi kecil barangkali
25 atau lebih sedikit individu,
suatu situasi yang sering terjadi dalam kehutanan dalam kaitan catastrophies alami atau pengaruh
manusia. Perkembangan teknik
molekuler seperti penemuan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) yang mampu mengamplifikasi untai
DNA hingga mencapai konsentrasi
tertentu, penggunaan untai DNA lestari sebagai marker dalam proses PCR, penemuan lokus
mikrosatelit yang hipervariabel, dan
penemuan metode sekuensing DNA, telah menyebabkan ilmu genetik molekuler mempunyai pengaruh
yang sangat besar dalam studi
biologi suatu populasi. Terobosan-terobosan ini, bersamaan dengan berkembangnya teknik pemodelan
matematika melalui program-program
komputer, telah mempermudah para peneliti untuk mendapatkan
data genetik suatu populasi yang sangat berguna dalam merancang program konservasi suatu
spesies tertentu. Penerapan studi
genetik dalam permasalahan konservasi didasari oleh teori genetika populasi. Genetika populasi
merupakan salah satu cabang ilmu
biologi populasi yang mempelajari tentang faktor-faktor yang menentukan komposisi genetik suatu
populasi dan bagaimana faktor-faktor tersebut berperan dalam proses evolusi.
Genetika populasi juga meliputi
studi terhadap berbagai faktor yang membentuk struktur genetik suatu populasi dan menyebabkan
perubahan-perubahan evolusioner
suatu spesies sepanjang waktu. Terdapat beberapa faktor yang sangat berperan dalam kejadian
evolusi pada suatu populasi, yaitu
mutasi, rekombinasi, seleksi alam, genetic drift, gene flow, dan perkawinan yang tidak acak.
Faktor-faktor tersebut akan memepengaruhi
keragaman genetik pada suatu populasi. Prinsip utama
dalam genetik populasi adalah prinsip Hardy-Weinberg. Prinsip Hardy-Weinberg menduga bahwa,
dalam kondisi tertentu, frekuensi
alel dan genotipe akan tetap konstan dalam suatu populasi, dan keduanya saling berhubungan satu
sama lain. Kondisi-kondisi tertentu
yang dimaksud dalam prinsip Hardy-Weinberg ini meliputi : 1) kawin secara seksual dan acak, 2)
tidak ada seleksi alam, 3) kejadian mutasi
diabaikan, 4) tidak ada individu yang masuk atau keluar dari suatu populasi, dan 5) ukuran populasi
yang cukup besar. Jika kondisi-kondisi
ini terpenuhi oleh suatu populasi, maka populasi tersebut
disebut sebagai populasi yang berada dalam keseimbangan Hardy-Weinberg (Hardy-Weinberg Equilibrium).
Penyimpangan dari keseimbangan
Hardy-Weinberg ini merupakan dasar untuk mendeteksi
kejadian inbreeding, fragmentasi populasi, migrasi, dan seleksi.
Memahami
dan mempertahankan keragaman genetik suatu populasi
sangat penting dalam konservasi karena keragaman genetik yang tinggi akan sangat membantu suatu
populasi beradaptasi terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya, termasuk mampu beradaptasi terhadap
penyakit-penyakit yang ada di alam.
Sebagai contoh, suatu populasi dengan keragaman genetik yang rendah dapat kita umpamakan sebagai
suatu kelompok individu yang saling
bersaudara satu sama lain. Sehingga dalam jangka panjang, perkawinan yang terjadi di dalam
kelompok tersebut akan merupakan perkawinan
antar saudara (inbreeding). Kejadian inbreeding ini akan menyebabkan penurunan kualitas
reproduksi dan menyebabkan suatu individu
menjadi sensitif terhadap patogen. Dengan mengetahui status genetik suatu populasi, kita
dapat merancang program konservasi
untuk menghindari kepunahan suatu spesies. Misalnya dengan memasukkan individu baru yang
berasal dari populasi yang memiliki
keragaman genetik yang tinggi ke dalam populasi dengan keragaman genetik yang rendah
(istilahnya : memasukkan darah baru atau
darah segar ke dalam suatu populasi) untuk menghindari kejadian inbreeding. Atau
tindakan-tindakan konservasi lainnya seperti menjadikan
wilayah yang dihuni oleh populasi spesies dengan keragaman
genetik yang tinggi sebagai taman nasional? (Ahli manajemen
konservasi tentu lebih paham tentang hal ini). Segala usaha yang dilakukan tetap memiliki
tujuan yang sama, yaitu untuk mempertahankan
keragaman genetik pada suatu populasi spesies untuk
mempertahankan keberadaannya di alam di masa yang akan datang.
Genetika
populasi juga membahas transmisi bahan genetik pada
ranah populasi. Genetika populasi dapat dikelompokkan sebagai cabang genetika yang berfokus pada
pewarisan genetik. Pengertian populasi
dalam arti genetika atau lazim disebut juga populasi Mendelian ialah sekelompok individu
suatu spesies yang bereproduksi secara
seksual, hidup di tempat tertentu pada saat yang sama, dan di antara mereka terjadi perkawinan (interbreeding)
sehingga masing-masing akan memberikan kontribusi genetik ke
dalam lungkang gen (gene
pool), yaitu sekumpulan informasi genetik yang dibawa oleh semua individu di dalam populasi.
Genetika populasi merupakan salah
satu cabang ilmu biologi populasi yang mempelajari tentang faktor-faktor yang menentukan komposisi
genetik suatu populasi dan bagaimana
faktor-faktor tersebut berperan dalam proses evolusi. Genetika
populasi juga meliputi studi terhadap berbagai faktor yang membentuk struktur genetik suatu
populasi dan menyebabkan perubahan-perubahan
evolusioner suatu spesies sepanjang waktu. Terdapat
beberapa faktor yang sangat berperan dalam kejadian evolusi pada suatu populasi, yaitu
mutasi, rekombinasi, seleksi alam, genetic
drift, gene flow, dan perkawinan yang tidak acak.
Faktor-faktor tersebut akan
memepengaruhi keragaman genetik pada suatu populasi.
Prinsip utama dalam genetik populasi adalah prinsip Hardy-Weinberg. Prinsip
Hardy-Weinberg menduga bahwa, dalam kondisi tertentu,
frekuensi alel dan genotipe akan tetap konstan dalam suatu populasi, dan keduanya saling
berhubungan satu sama lain. Kondisi-kondisi tertentu yang dimaksud dalam prinsip
Hardy-Weinberg ini meliputi
:
1.
Kawin secara seksual dan acak
2.
Tidak ada seleksi alam
3.
Tidak ada mutasi dari satu keadaan alel kepada yang lainnya
4.
Tidak ada individu yang masuk atau keluar dari suatu populasi
5.
Ukuran populasi yang cukup besar
6.
Meiosis normal, peluang yang menjadi faktor operatif ada pada gametogenesis.
No comments:
Post a Comment