GENETIKA POPULASI
Genetika
populasi adalah bidang biologi yang mempelajari komposisi
genetik populasi biologi, dan perubahan dalam komposisi genetik yang dihasilkan dari pengaruh
berbagai faktor, termasuk seleksi
alam. Genetika populasi mengejar tujuan mereka dengan mengembangkan model matematis abstrak
dinamika frekuensi gen, mencoba
untuk mengambil kesimpulan dari model-model tentang pola-pola kemungkinan variasi genetik
dalam populasi yang sebenarnya,
dan menguji kesimpulan terhadap data empiris. Genetika populasi terikat erat dengan studi
tentang evolusi dan seleksi alam, dan
sering dianggap sebagai landasan teori Darwinisme modern. Ini karena seleksi alam merupakan salah satu
faktor yang paling penting yang
dapat mempengaruhi komposisi genetik populasi. Seleksi alam terjadi ketika beberapa varian dalam
populasi-out mereproduksi varian
lainnya, sebagai akibat karena lebih disesuaikan dengan lingkungan, atau 'yang lebih cocok'.
Menganggap perbedaan kebugaran
setidaknya sebagian karena perbedaan genetik, ini akan menyebabkan makeup genetik populasi yang
akan diubah dari waktu ke
waktu. Dengan mempelajari model formal perubahan frekuensi gen, genetika populasi oleh karena itu
berharap untuk menjelaskan proses
evolusi, dan untuk memungkinkan konsekuensi dari hipotesis evolusi yang berbeda yang dapat
dieksplorasi dalam cara yang tepat secara
kuantitatif. Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi di bidang biologi molekuler, aspek-aspek
ilmu genetika juga mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Aspek yang dimaksud masuk ke dalam
ranah ilmu genetika yaitu clasical genetics, molecular genetics dan population genetics. Quantitative
genetics yang membahas secara mendalam
berbagai macam sifat kuantitatif seperti tinggi badan, berat badan, IQ, kepekaan terhadap penyakit,
dan sebaginya masuk ke dalam
ilmu population genetics. Ilmu population genetics pula yang mendukung teori evolusi yang dikemukaan
oleh Charles Darwin 150 tahun
lalu. Ilmu ini menggunakan berbagai macam pendekatan statistik untuk membuktikan, menjelaskan
atau mendeteksi adanya perubahan
organisme dalam lingkungan oleh sebab adanya dorongan evolusi (evolutionary force). Dari
sinilah lahir istilah Neo-Darwinism Dalam
Neo-Darwinism, evolusi dideskripsikan sebagai perubahan frekuensi alel yang ada dalam populasi
di tempat dan waktu tertentu oleh
sebab adanya evolutionary force. Evolutionary force yang dimaksud di sini terdiri dari (1)
Mutation, sebagai the building block of
evolution, ia cenderung meningkatkan variasi genetis atau frekuensi alel yang menjadi subyek
seleksi alam; (2) Natural Selection, terdiri
dari directional selection, stabilizing selection dan disruptive selection; (3) random genetic drift,
yang cenderung menekan variasi genetis;
(4) Non-random mating yang meningkatkan homozigositas fenotip tanpa mempengaruhi frekuensi
alel; (5) migration, yang mendorong
kesamaan frekuensi alel antar populasi yang berbeda. Untuk mempelajari pola pewarisan sifat
pada tingkat populasi terlebih dahulu
perlu difahami pengertian populasi dalam arti genetika atau lazim disebut juga populasi Mendelian.
Populasi mendelian ialah sekelompok
individu suatu spesies yang bereproduksi secara seksual, hidup di tempat tertentu pada saat yang
sama, dan di antara mereka terjadi
perkawinan (interbreeding) sehingga masing-masing akan memberikan kontribusi genetik ke dalam
lungkang gen (gene pool), yaitu
sekumpulan informasi genetik yang dibawa oleh semua individu di dalam populasi. Deskripsi susunan
genetik suatu populasi mendelian
dapat diperoleh apabila kita mengetahui macam genotipe yang ada dan juga banyaknya
masing-masing genotipe tersebut. Sebagai
contoh, di dalam populasi tertentu terdapat tiga macam genotipe, yaitu AA, Aa, dan aa. Maka,
proporsi atau persentase genotipe
AA, Aa, dan aa akan menggambarkan susunan genetik populasi
tempat mereka berada. Adapun nilai proporsi atau persentase
genotipe tersebut dikenal dengan istilah frekuensi genotipe. Jadi, frekuensi genotipe dapat
dikatakan sebagai proporsi atau
persentase genotipe tertentu di dalam suatu populasi. Dengan perkataan lain, dapat juga didefinisikan
bahwa frekuensi genotipe adalah
proporsi atau persentase individu di dalam suatu populasi yang tergolong ke dalam genotipe tertentu.
Pada contoh di atas jika banyaknya
genotipe AA, Aa, dan aa masing-masing 30, 50, dan 20 individu, maka frekuensi genotipe AA =
0,30 (30%), Aa = 0,50 (50%),
dan aa = 0,20 (20%).
No comments:
Post a Comment