KAIDAH MENDEL
Gregor
Johann Mendel dilahirkan tahun 1822 pada kekaisaran
Austria (sekarang masuk Republik Ceko). Mendel mempelajari
ilmu genetika dengan menggunakan tanaman ercis sebagai
bahan eksperimen. Melalui percobaannya ini ia menyimpulkan
sejumlah aturan mengenai pewarisan sifat yang dikenal
dengan nama Hukum Pewarisan Mendel. Pada tahun 1856 Mendel memperlihatkan
pengalaman-pengalamannya yang masyhur di
bidang pembiakan tumbuh-tumbuhan. Menjelang tahun 1865 dia sudah menemukan hukum keturunannya yang
kesohor dan mempresentasikan
hasil kerjanya di depan perkumpulan ilmuwan di bidang
hayati pada masa tersebut.Tahun 1866 hasil penyelidikannya diterbitkan oleh majalah Transactions
milik perkumpulan itu dengan judul
"Experiments with Plant Hybrids." Manuskrip keduanya diterbitkan oleh majalah itu juga tiga
tahun kemudian. Kendati majalah
itu bukanlah majalah besar, tetapi banyak terdapat di pelbagai perpustakaan besar. Di samping itu
Mendel mengirim satu salinan kepada
Karl Nageli, seorang tokoh ilmu genetika pada zaman itu. Karl Nageli membaca salinan itu dan
kirim balasan kepada Mendel namun
ilmuwan genetika ini belum dapat menangkap pesan penting hasil karya Mendel. Sesudah itu karya
ilmiah Mendel diabaikan dan dilupakan
orang selama hampir tiga puluh tahun lamanya.
Jerih
payah Mendel baru diketemukan kembali tahun 1900 oleh
tiga ilmuwan dari tiga bangsa yang berbeda-beda: Hugo de Vries dari Negeri Belanda, Carl Correns dari
Jerman dan Erich von Tschermak
dari Austria. Mereka bekerja secara terpisah ketika menemukan artikel Mendel. Para ilmuwan
ini sudah punya pengalaman
sendiri di bidang botani. Masing-masing secara tersendiri menemukan hukum Mendel. Pada kurun waktu
yang sama William Bateson,
ilmuwan berkebangsaan Inggris, membaca hasil karya Mendel dan segera mengumumkan
dukungannya pada pentingnya karya
Mendel dalam bidang ilmu genetika, sehingga Mendel mendapat sambutan meriah dan penghargaan
atas karya besarnya yang
dilakukan semasa hidup. Mendel mengetahui bahwa pada semua organisme hidup terdapat unit dasar yang
kini disebut gen yang secara khusus
diturunkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan yang diselidiki Mendel,
tiap ciri khusus, misalnya warna
benih, bentuk daun, ditentukan oleh pasangan gene. Suatu tumbuhan mewariskan satu gen tiap pasang
dari tiap induknya. Mendel
menemukan, apabila dua gene mewariskan satu kualitas tertentu yang berbeda misalnya, satu gen
untuk benih hijau dan lain gene
untuk benih kuning akan menunjukkan dengan sendirinya dalam tumbuhan tertentu itu. Tetapi, gen yang
berciri lemah tidaklah hilang dan
mungkin terus tersimpan dan muncul kembali. Mendel menyadari, tiap kegiatan sel atau gamet
(serupa dengan sperma atau telur
pada manusia) berisi pansangan alela. Mendel menegaskan, hanyalah suatu kebetulan bilamana gen
dari satu pasang terjadi pada satu
gamet dan diteruskan kepada keturunan tertentu.
Pemberian
sebidang tanah atau bentuk kekayaan lain kepada seseorang
setelah pemiliknya meninggal merupakan tindakan yang sah dan telah dilaksanakan orang lebih dari
10000 tahun. Berbeda dengan tipe
pewarisan yang sah seperti tersebut di atas, penurunan sifat-sifat biologi dari orang tua kepada
keturunannya disebut kebakaan. Karena satuan
biologi kebakaan itu diberi nama gen, maka ilmu tentang kebakaan itu disebut genetika. Semua
makhluk hidup memiliki sifat-sifat turun-remurun, sebab setiap individu
berasal dari individu lain yang
semacam. Telah umum diketahui bahwa seekor anjing akan lebih mirip bapak dan induk anjing
daripada mirip dengan kucing, sebaliknya
anak kucing akan lebih mirip bapak dan induk kucing daripada mirip dengan anjing. Jadi
anjing dan kucing memiliki sifat turun-temurun
yang dipunyai oleh anggota jenisnya, tetapi.ddak semua
anjing atau kucing persis sama benar satu sama lain, bahkan saudari seperindukan pun mungkin
memperlihatkan perbedaan yang nyata.
Jadi variasi, yaitu terjadinya perbedaan antar individu organisme, menutupi kesamaan dasar yang
disebabkan kebakaan. Beberapa
dari perbedaan ini juga turun-temurun, tetapi yang lain tidak. Kadang-kadang suatu perbedaan
sifat dapat terjadi karena perbedaan
cara mengasuh (membesarkan). Umpamanya, seekor anak anjing dari keturunan anjing besar
mungkin akan tumbuh menjadi anjing
kecil dan lemah sebab tidak diberi makan secukupnya, sedangkan anak anjing lain dari
kerurunan yang sama yang memperoleh
makanan yang baik akan tumbuh menjadi anjing yang besar
dan kuat. Meskipun demikian, adakalanya perbedaan itu tidak disebabkan oleh perbedaan pemeliharaan,
melainkan disebabkan oleh sesuaru
sifat pembawaan sejak lahir. Pada sekelompok anjing seperindukan yang dihasilkan dari
silangan antara anjing kecil dan anjing
besar, maka anak-anak anjing ini mungkin tumbuh menjadi anjing dewasa yang berbeda-beda
besarnya, walaupun anjing-anjing itu
diberi makan secukupnya. Oleh karena itu, tampaklah bahwa ada dua macam perbedaan antarindividu
organisme: (1) perbedaan yang ditentukan
oleh keadaan luar, yaitu yang dapat ditelusuri dari lingkungan; dan (2) perbedaan yang
dibawa sejak lahir, yaitu yang dapat
ditelusuri dari genetikanya. Ini berarti bahwa setiap makhluk dewasa harus dianggap sebagai hasil
kombinasi antara warisan alami yang
diterima dari orang tuanya dan lingkungan tempat hidupnya. Dalam bahasa genetika suatu fenotipe
(penampilan dan cara berfungsinya)
individu merupakan hasil interaksi antara genotipe (warisan alami) dan lingkungannya. Dari
kaidah umum genetika pertama
ini jelas bahwa tak ada sifat suatu individu yang disebabkan hanya oleh faktor genetik atau hanya
oleh lingkungan. Keduanya selalu
terlibat, sebab sifat mana pun harus memiliki lingkungan untuk mengekspresikannya. Walaupun sifat khas
suatu fenotipe tertentu tak dapat
melulu ditentukan oleh genotipe atau oleh lingkungan, ada kemungkinan perbedaan fenotipe antara
individu yang terpisah itu disebabkan
oleh perbedaan genotipe atau oleh perbedaan.lingkungan atau oleh kedua-duanya. Jadi, jika dua
individu yang memiliki genotipe
yang sama dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda, maka perbedaan apa pun yang mungkin tampak
pada fenotipenya tentulah disebabkan
oleh lingkungannya. Demikian pula jika dua individu dipelihara dalam lingkungan yang
konstan, maka perbedaan fenotipe apa
pun yang akan muncul pasti disebabkan oleh genotipenya. Oleh karena itu, hanya dengan mempelajari
perbedaan-perbedaan kita dapat
memisahkan di bagian mana dan bagaimana unsure genetic itu berperanan. Pada kenyataannya hanya ada
satu cara yang paling tepat unruk
menentukan bahwa suatu perbedaan fenotipe itu disebabkan oleh kebakaan, yaitu dengan cara
memperlihatkan bahwa perbedaan itu
dapat direruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kaidah-kaidah yang
mengatur penurunan sifat-sifat dari tetua kepada kerurunannya
berkaitan dengan nama Mendel, dan berikut ini akan dibahas karya Mendel.
No comments:
Post a Comment