Powered By Blogger

Wednesday, 8 May 2013

KAIDAH MENDEL


KAIDAH MENDEL


Gregor Johann Mendel dilahirkan tahun 1822 pada kekaisaran Austria (sekarang masuk Republik Ceko). Mendel mempelajari ilmu genetika dengan menggunakan tanaman ercis sebagai bahan eksperimen. Melalui percobaannya ini ia menyimpulkan sejumlah aturan mengenai pewarisan sifat yang dikenal dengan nama Hukum Pewarisan Mendel. Pada tahun 1856 Mendel memperlihatkan pengalaman-pengalamannya yang masyhur di bidang pembiakan tumbuh-tumbuhan. Menjelang tahun 1865 dia sudah menemukan hukum keturunannya yang kesohor dan mempresentasikan hasil kerjanya di depan perkumpulan ilmuwan di bidang hayati pada masa tersebut.Tahun 1866 hasil penyelidikannya diterbitkan oleh majalah Transactions milik perkumpulan itu dengan judul "Experiments with Plant Hybrids." Manuskrip keduanya diterbitkan oleh majalah itu juga tiga tahun kemudian. Kendati majalah itu bukanlah majalah besar, tetapi banyak terdapat di pelbagai perpustakaan besar. Di samping itu Mendel mengirim satu salinan kepada Karl Nageli, seorang tokoh ilmu genetika pada zaman itu. Karl Nageli membaca salinan itu dan kirim balasan kepada Mendel namun ilmuwan genetika ini belum dapat menangkap pesan penting hasil karya Mendel. Sesudah itu karya ilmiah Mendel diabaikan dan dilupakan orang selama hampir tiga puluh tahun lamanya.

Jerih payah Mendel baru diketemukan kembali tahun 1900 oleh tiga ilmuwan dari tiga bangsa yang berbeda-beda: Hugo de Vries dari Negeri Belanda, Carl Correns dari Jerman dan Erich von Tschermak dari Austria. Mereka bekerja secara terpisah ketika menemukan artikel Mendel. Para ilmuwan ini sudah punya pengalaman sendiri di bidang botani. Masing-masing secara tersendiri menemukan hukum Mendel. Pada kurun waktu yang sama William Bateson, ilmuwan berkebangsaan Inggris, membaca hasil karya Mendel dan segera mengumumkan dukungannya pada pentingnya karya Mendel dalam bidang ilmu genetika, sehingga Mendel mendapat sambutan meriah dan penghargaan atas karya besarnya yang dilakukan semasa hidup. Mendel mengetahui bahwa pada semua organisme hidup terdapat unit dasar yang kini disebut gen yang secara khusus diturunkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan yang diselidiki Mendel, tiap ciri khusus, misalnya warna benih, bentuk daun, ditentukan oleh pasangan gene. Suatu tumbuhan mewariskan satu gen tiap pasang dari tiap induknya. Mendel menemukan, apabila dua gene mewariskan satu kualitas tertentu yang berbeda misalnya, satu gen untuk benih hijau dan lain gene untuk benih kuning akan menunjukkan dengan sendirinya dalam tumbuhan tertentu itu. Tetapi, gen yang berciri lemah tidaklah hilang dan mungkin terus tersimpan dan muncul kembali. Mendel menyadari, tiap kegiatan sel atau gamet (serupa dengan sperma atau telur pada manusia) berisi pansangan alela. Mendel menegaskan, hanyalah suatu kebetulan bilamana gen dari satu pasang terjadi pada satu gamet dan diteruskan kepada keturunan tertentu.

Pemberian sebidang tanah atau bentuk kekayaan lain kepada seseorang setelah pemiliknya meninggal merupakan tindakan yang sah dan telah dilaksanakan orang lebih dari 10000 tahun. Berbeda dengan tipe pewarisan yang sah seperti tersebut di atas, penurunan sifat-sifat biologi dari orang tua kepada keturunannya disebut kebakaan. Karena satuan biologi kebakaan itu diberi nama gen, maka ilmu tentang kebakaan itu disebut genetika. Semua makhluk hidup memiliki sifat-sifat turun-remurun, sebab setiap individu berasal dari individu lain yang semacam. Telah umum diketahui bahwa seekor anjing akan lebih mirip bapak dan induk anjing daripada mirip dengan kucing, sebaliknya anak kucing akan lebih mirip bapak dan induk kucing daripada mirip dengan anjing. Jadi anjing dan kucing memiliki sifat turun-temurun yang dipunyai oleh anggota jenisnya, tetapi.ddak semua anjing atau kucing persis sama benar satu sama lain, bahkan saudari seperindukan pun mungkin memperlihatkan perbedaan yang nyata. Jadi variasi, yaitu terjadinya perbedaan antar individu organisme, menutupi kesamaan dasar yang disebabkan kebakaan. Beberapa dari perbedaan ini juga turun-temurun, tetapi yang lain tidak. Kadang-kadang suatu perbedaan sifat dapat terjadi karena perbedaan cara mengasuh (membesarkan). Umpamanya, seekor anak anjing dari keturunan anjing besar mungkin akan tumbuh menjadi anjing kecil dan lemah sebab tidak diberi makan secukupnya, sedangkan anak anjing lain dari kerurunan yang sama yang memperoleh makanan yang baik akan tumbuh menjadi anjing yang besar dan kuat. Meskipun demikian, adakalanya perbedaan itu tidak disebabkan oleh perbedaan pemeliharaan, melainkan disebabkan oleh sesuaru sifat pembawaan sejak lahir. Pada sekelompok anjing seperindukan yang dihasilkan dari silangan antara anjing kecil dan anjing besar, maka anak-anak anjing ini mungkin tumbuh menjadi anjing dewasa yang berbeda-beda besarnya, walaupun anjing-anjing itu diberi makan secukupnya. Oleh karena itu, tampaklah bahwa ada dua macam perbedaan antarindividu organisme: (1) perbedaan yang ditentukan oleh keadaan luar, yaitu yang dapat ditelusuri dari lingkungan; dan (2) perbedaan yang dibawa sejak lahir, yaitu yang dapat ditelusuri dari genetikanya. Ini berarti bahwa setiap makhluk dewasa harus dianggap sebagai hasil kombinasi antara warisan alami yang diterima dari orang tuanya dan lingkungan tempat hidupnya. Dalam bahasa genetika suatu fenotipe (penampilan dan cara berfungsinya) individu merupakan hasil interaksi antara genotipe (warisan alami) dan lingkungannya. Dari kaidah umum genetika pertama ini jelas bahwa tak ada sifat suatu individu yang disebabkan hanya oleh faktor genetik atau hanya oleh lingkungan. Keduanya selalu terlibat, sebab sifat mana pun harus memiliki lingkungan untuk mengekspresikannya. Walaupun sifat khas suatu fenotipe tertentu tak dapat melulu ditentukan oleh genotipe atau oleh lingkungan, ada kemungkinan perbedaan fenotipe antara individu yang terpisah itu disebabkan oleh perbedaan genotipe atau oleh perbedaan.lingkungan atau oleh kedua-duanya. Jadi, jika dua individu yang memiliki genotipe yang sama dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda, maka perbedaan apa pun yang mungkin tampak pada fenotipenya tentulah disebabkan oleh lingkungannya. Demikian pula jika dua individu dipelihara dalam lingkungan yang konstan, maka perbedaan fenotipe apa pun yang akan muncul pasti disebabkan oleh genotipenya. Oleh karena itu, hanya dengan mempelajari perbedaan-perbedaan kita dapat memisahkan di bagian mana dan bagaimana unsure genetic itu berperanan. Pada kenyataannya hanya ada satu cara yang paling tepat unruk menentukan bahwa suatu perbedaan fenotipe itu disebabkan oleh kebakaan, yaitu dengan cara memperlihatkan bahwa perbedaan itu dapat direruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kaidah-kaidah yang mengatur penurunan sifat-sifat dari tetua kepada kerurunannya berkaitan dengan nama Mendel, dan berikut ini akan dibahas karya Mendel.

No comments:

Post a Comment