Powered By Blogger

Thursday, 2 May 2013

KEBOHONGAN “MITHOCONDRIAL EVE” DI DISCOVERY CHANNEL


KEBOHONGAN “MITHOCONDRIAL EVE” DI DISCOVERY CHANNEL

Discovery Channel baru-baru ini menayangkan sebuah dokumenter berjudul The Real Eve, dimana skenario khayalan diajukan untuk menjelaskan penyebaran manusia modern, yang katanya muncul dari evolusi di Afrika, ke seluruh penjuru dunia.

Namun, penemuan ilmiah menunjukkan bahwa evolusi manusia tidak lebih dari khayalan, dan pernyataan Discovery Channel tidak berdasar. Tulisan ini membongkar kesalahan ilmiah saluran ini.

Program ini dimulai dengan pernyataan bahwa ras manusia yang ada sekarang berasal dari seorang wanita hidup di Afrika sekitar 130.000 tahun yang lalu, dan wanita ini merupakan Homo sapiens pertama yang katanya muncul melalui proses evolusi. Karena pernyataan mengenai wanita ini berasal dari analisa DNA mitokondria, wanita dalam mitos ini dikenal dengan nama mitochondrial Eve.

Dikatakan bahwa manusia ini, dengan otak yang lebih besar, meninggalkan benua itu, mungkin untuk menemukan tempat baru, dan mulai menyebar ke seluruh dunia sekitar 80.000 tahun yang lalu. Kemungkinan jalur migrasi sekelompok kecil manusia, digambarkan berpakaian primitif dan dengan kejadian-kejadian yang mungkin terjadi selama perjalanan. Hal-hal seperti perubahan iklim, hubungan antara Neanderthals dan manusia modern, dan sejumlah penemuan fosil juga dijelaskan. Pesan Darwinisnya adalah, setiap orang yang hidup saat ini merupakan hasil evolusi, dan bahwa jejak-jejak evolusi ini dapat ditemukan dalam gen-gen kita.

Namun kenyataan genetik yang disebutkan untuk menegaskan pernyataan ini sebenarnya sama sekali bukan penemuan ilmiah yang objektif, melainkan kenyataan-kenyataan yang diterjemahkan dengan prasangka evolusionis. Dengan kata lain, pemahaman gen semacam ini tidak mempunyai dasar yang realistis.

Contoh yang paling jelas dalam hal ini adalah “DNA mitokondria” (mtDNA), yang digunakan sebagai batu loncatan bagi pernyataan evolusionis dalam acara ini. Analisis mengenai DNA mitokondria selalu dibangga-banggakan dalam pernyataan yang mereka tayangkan. Dugaan bahwa Homo sapiens muncul sekitar 130.000 tahun yang lalu di Afrika dan bahwa orang Amerika pertama mendarat di benua itu 20.000 tahun yang lalu, serta rekaan jalur perpindahan yang dilalui manusia saat menyebar dari Afrika, semua berdasarkan mtDNA.

Padahal sebenarnya analisa umur berdasarkan DNA mitokondria baru-baru ini tidak lagi diakui!

Hingga baru-baru ini, diyakini bahwa mtDNA diwariskan hanya dari ibu, sehingga mtDNA seorang wanita dapat ditelusuri dari generasi ke generasi. Ahli biologi evolusi seringkali menggunakan analisa mtDNA dan mtDNA untuk mengajukan spekulasi mengenai asal-usul kehidupan. Namun, dengan keterikatan mereka terhadap dogma-dogma evolusi, mereka menerjemahkan mtDNA secara sepihak, dan memaksakan suatu kondisi awal perbedaan antara berbagai contoh mtDNA yang mereka uji harus terjadi dari mutasi.

Namun, fakta yang baru muncul setahun yang lalu telah secara mendasar meruntuhkan kredibilitas analisi ini. Sebuah tulisan berjudul Mitochondria can be inherited from both parents (mitokondria dapat diwarisi dari kedua orang tua) dalam majalah terkenal New Scientist menggambarkan bagaimana 90% mitokondria seorang pasien berkebangsaan Denmark diwarisi dari ayahnya. Maka terungkaplah bahwa seluruh penelitian mtDNA yang dilakukan untuk mendukung skenario evolusi khayalan sebenarnya tidak bermakna. New Scientist mengakui kenyataan ini sebagai berikut:

Ahli biologi evolusi seringkali menghubungkan keragaman spesies dengan perbedaan urutan genetik dalam DNA mitokondria. Bahkan, jika DNA ayah sangat jarang diwariskan sekalipun, penemuan-penemuan mereka boleh jadi tidak lagi berlaku.

Karena alasan ini, pendapat tentang mitochondrial Eve yang diajukan Discovery Channel benar-benar tidak lagi berlaku dengan adanya penemuan di atas. Sumber-sumber evolusionis seperti Discovery Channel menerjemahkan perbedaan-perbedaan genetik pada manusia di dunia dengan kacamata prasangka untuk menegakkan teori mereka sendiri. Hal tersebut yang menyebabkan tidak berlakunya pernyataan evolusionis berdasarkan analisis genetika.

Teknik penelitian lain yang dikenal oleh evolusionis sebagai pendukung teori out of Afrika (Keluar dari Afrika) mereka adalah analisa kromosom Y, berdasarkan penelitian tentang kromosom Y, yang hanya diturunkan melalui ayah. Namun ketika analisa kromosom Y dan mtDNA dibandingkan, nampak pendapat evolusionis semakin nyata tidak konsisten. Lebih jauh lagi, sejumlah besar ahli pelaeontologi menolak dengan tegas kronologis berdasarkan analisis genetik. Bukti palaeontologi benar-benar tidak masuk akal jika dibandingkan dengan analisis mtDNA dan kromosom Y.

Spencer Wells seorang peneliti, yang mempelajari perbedaan antara berbagai ras manusia menggunakan analisa kromosom Y, berpendapat bahwa seluruh umat manusia berasal dari seorang nenek moyang yang hidup di Afrika sekitar 60.000 tahun yang lalu. Ahli palaeontologi yang menggunakan catatan fosil sebagai dasar gambar-gambar mereka berpendapat bahwa ini terjadi sekitar 40.000 tahun yang lebih awal. Jelas sekali ada perbedaan yang besar antara waktu yang didapatkan dari analisa genetika dengan catatan fosil. Alison Brooks, seorang ahli palaeontologi dari Universitas George Washington mengatakan, “Waktu yang disebutkan tidak sesuai dengan urutan atau geografi pola migrasi yang diungkapkan oleh catatan fosil.” Perbedaan antara analisis kromosom Y dan mtDNA semakin besar. Penelitian berdasarkan analisis mtDNA menyatakan bahwa perjalanan ini terjadi 90.000 tahun hingga 150.000 tahun lebih awal.

Dapat dilihat di sini bahwa evolusionis bahkan tidak semuanya setuju mengenai teori out of Africa yang dibicarakan dalam Discovery Channel. Kenyataannya, banyak ahli antropologi evolusionis dan palaeontologi yang benar-benar menolak teori out of Africa. Sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh peneliti seperti Alan Thorne dan Milford Wolpoff membela teori multi-regional dan mengemukakan penemuan yang menunjukkan bahwa pendapat mitochondrial Eve adalah pekerjaan khayalan. Mungo Man (orang Mungo) berusia 68.000 tahun yang ditemukan di Australia oleh Alan Thorne telah memberikan pukulan telak terhadap teori out of Africa dan juga, tentu saja, mementahkan pendapat mitochondrial Eve.

Alasan mengapa banyak sekali pendapatpendapat yang saling bertentangan adalah karena proses perubahan evolusi hanyalah khayalan belaka dan tidak nyata. Karena tidak ada proses evolusi di masa lalu, semua mengajukan hasil pemikirannya masing-masing.

No comments:

Post a Comment