KOOPERASI
Namun, tidak semua interaksi antar spesies
melibatkan konflik. Pada kebanyakan kasus, interaksi yang saling menguntungkan
berkembang. Sebagai contoh, kooperasi ekstrem yang terdapat antara tanaman
dengan fungi mycorrhizal yang
tumbuh di akar tanaman dan membantu tanaman menyerap nutrien dari tanah. Ini merupakan hubungan timbal balik, dengan
tanaman menyediakan gula dari fotosintesis ke fungi. Pada kasus ini, fungi
sebenarnya tumbuh di dalam sel tanaman, mengijinkannya bertukar nutrien dengan
inang manakala mengirim sinyal yang
menekan sistem immun tanaman.
Koalisi antara organisme spesies yang sama
juga berkembang. Kasus ekstrem ini adalah eusosialitas yang
ditemukan pada serangga sosial,
seperti lebah, rayap, dan semut, di mana serangga mandul memberi makan dan menjaga sejumlah organisme
dalam koloni yang dapat berkembang biak. Pada skala yang lebih kecil sel somatik yang
menyusun tubuh seekor hewan membatasi reproduksinya agar dapat menjaga
organisme yang stabil, sehingga kemudian dapat mendukung sejumlah kecil sel nutfah hewan untuk
menghasilkan keturunan. Dalam kasus ini, sel somatik merespon terhadap signal
tertentu yang menginstruksikannya untuk tumbuh maupun mati. Jika sel
mengabaikan signal ini dan kemudian menggandakan diri, pertumbuhan yang tidak
terkontrol ini akan menyebabkan kanker.
Kooperasi dalam spesies diperkirakan
berkembang melalui proses seleksi sanak (kin
selection), di mana satu organisme berperan memelihara keturunan sanak
saudaranya. Aktivitas ini terseleksi karena apabila individu yang "membantu"
mengandung alel yang mempromosikan aktivitas bantuan, adalah mungkin bahwa
sanaknya "juga" mengandung alel ini, sehingga alel-alel
tersebut akan diwariskan.[139] Proses lainnya yang mempromosikan kooperasi meliputi seleksi kelompok, di
mana kooperasi memberikan keuntungan terhadap kelompok organisme tersebut.
No comments:
Post a Comment