MEREKA YANG MENGINSPIRASI MUSSOLINI: NIETZSCHE DAN DARWIN
Pengabdian
Mussolini terhadap komunisme berakar baik pada kecenderungannya
kepada kekerasan maupun juga masalah-masalah kejiwaannya. Denis Mack Smith menggambarkan
kepribadian Mussolini sebagai berikut:
Walaupun
ia tetap setia kepada Marx, terdapat doktrin kecil yang tepat dalam macam sosialismenya yang ekletik (ia
pilih dari berbagai sumber). Terkadang ia menyebut
dirinya seorang sindikalis (mempersatukan berbagai aliran), namun secara rahasia ia menjelek-jelekkan hampir
semua kaum sosialis dan bagi sebagian rekan tampak
di atas segalanya adalah seorang anarkis.
Sejarawan
lain yang meneliti kehidupan Mussolini, Angelica Balabanoff, berpendapat bahwa pandangan-pandangannya
“lebih merupakan
refleksi dari lingkungan awalnya
dan egoismenya sendiri yang suka memberontak daripada produk dari pemahaman dan pendiriannya;
kebenciannya akan penindasan bukanlah kebencian
impersonal terhadap sistem yang dimiliki oleh semua kaum revolusioner; ia muncul lebih dari rasa hina dan
frustrasinya sendiri, dari keinginan untuk menonjolkan
egonya sendiri dan dari sebuah tekad untuk balas dendam pribadi.”
Sebenarnya,
keyakinan Mussolini yang pasti adalah prinsip-prinsip tentang “konflik” dan “perang”. Inilah yang telah ia pelaj ari dari
pendiri ideologis fasisme, dengan
kata lain, dari Friedrich Nietzsche dan mentornya, Charles Darwin.
Ada
banyak bukti dari kekaguman Mussolini kepada keduanya. Dia mengakui kekagumannya kepada Nietzsche, yang
menurut Mussolini telah mengisinya dengan sebuah
“erotisisme spiritual”. Denis Mack Smith menulis:
Pada
Nietzsche ia menemukan pembenaran bagi perang sucinya melawan kebajikan Kristen berupa kerendahan
hati, kepasrahan, kemurahan hati, serta kebaikan,
dan pada Nietzsche juga ia menemukan ungkapan-ungkapan favoritnya termasuk “hidup penuh bahaya” dan “kehendak untuk berkuasa”. Begitu juga halnya, konsep yang tepat tentang manusia super,
egois tertinggi yang menentang baik Tuhan
maupun massa, yang menganggap hina paham egaliter dan demokrasi, yang percaya bahwa yang terlemah akan
tersudut dan mendorong mereka jika tidak bergerak
cukup cepat.
Mussolini
jelas-jelas merujuk tentang rantai ideologisnya dengan Darwinisme dalam halaman-halaman majalah mingguan
komunis La Lotta di Classe (Perjuangan Kelas),
yang ia sempat menjadi editor. Gambar Marx dan Darwin terpampang pada cover edisi perdana. Terbitan
pertama La Lotta di Classe menyebut keduan ideolog materialis itu sebagai “Pemikir terbesar abad yang lalu”, dan penuh puja-puji bagi teori evolusi Darwin. Mussolini banyak
menulis di La Lotta di Classe tentang tema-tema Darwinis,
komunis, dan anti -agama, namun setelah tahun 1922, yakni, setelah ia memegang kekuasaan, semua kopi dari
majalah ini tiba-tiba menghilang dari perpustakaan-perpustakaan
lokal.
No comments:
Post a Comment