Powered By Blogger

Monday, 6 May 2013

KESALEHAN PALSU MUSSOLINI


KESALEHAN PALSU MUSSOLINI

Mussolini mengalami perubahan pribadi yang tiba-tiba pada akhir tahun 1910-an. Setelah menjadi seorang komunis radikal begitu lama, dia kemudian muncul sebagai pemimpin ideologi yang dikenal sebagai fasisme yang sedang bangkit menuju kekuasaan. Gerakan ini mengambil kapak dari paganisme Romawi kuno sebagai lambang. Namun, Mussolini tidak menemukan sendiri fasisme, tetapi lebih mengembangkannya dari kecenderungan rasis yang terus meningkat di Italia pada periode itu. Akan tetapi, walaupun dia tidak menciptakan ideologi tersebut, dia segera menjadikannya sebagai miliknya dan mengubahnya menjadi gerakan politis. Seperti Hitler, dia mengumpulkan orang-orang yang bodoh di sekitarnya, para penjahat jalanan, petualang, dan penghasut kekerasan. Dia mengumpulkan mereka dalam organisasi militer pura-pura yang dikenal sebagai Kemeja Hitam, yang digunakannya sebagai senjata teror melawan pesaing-pesaingnya. Dengan cara ini, dia mampu meraih kekuasaan beberapa tahun kemudian. Pada tahun 1922 dia menjadi perdana menteri Italia. Tak lama setelahnya, dia mulai dikenal dengan namaIl Duce, atau pemimpin, dan seketika menj adi seorang diktator.

Begitu menanjak sebagai pemimpin fasisme, Mussolini pertama-tama memutuskan untuk menyembunyikan kebenciannya terhadap agama, dan bahkan tampil sebagai seorang Katolik yang taat. Dia berupaya keras menciptakan citra tersebut, terutama di tahun-tahun awal kekuasaannya. Di satu sisi, dia memerintahkan agar semua majalah yang berisi tulisannya yang melawan agama dikumpulkan dan dihancurkan, di sisi lain ia memerintahkan agar pelajaran keagamaan diwajibkan lagi setelah hilang selama setengah abad, dan menetapkan agar gambar-gambar salib dan Bunda Maria digantungkan di sekolah-sekolah. Dia bersusah-susah dalam semua pidatonya agar tampak sebagai seorang figur yang religius dan konservatif, yang taat kepada adat dan tradisi nasional. Dalam pandangan baru Mussolini, agama adalah lembaga yang berhutang keberadaannya kepada negara agar dapat tumbuh kuat.

Kesalehan Mussolini yang munafik ternyata efektif, terbukti dari keberhasilannya memperol eh dukungan Gereja. Penaklukan hati Gereja yang dilakukannya digambarkan di dalam Encyclopedia of Modern Leaders:

Dukungan gereja terhadap kaum fasis berawal dengan pemilihan Kardinal Milan sebelumnya menjadi Paus. Dalam pandangan Paus Pius XI, Mussolini lah yang akan menyelamatkan Italia dari anarki. Hubungan antara Mussolini, yang suatu saat pernah menyatakan perang terhadap gereja dalam artikel yang ditandatanganinya denganSeorang ateis sej ati, dan Paus yang pro-fasis selalu terarah menuju kerja sama. Koran Vatikan L'Osservatore Romano menuliskan di bulan Februari 1923,Mussolini dielu-elukan sebagai seorang yang akan mengembalikan nasib baik Italia. Ini merupakan kemenangan bagi tradisi religius dan peradaban nasional. Kardinal Vicaire mengimbau masyarakat untuk mendukung fasis di tahun yang sama. Vatikan menahan persetujuannya terhadap sikap anti-fasis Partito Popolare (Partai Rakyat) yang katolik dan menurunkan Don Sturzo dari posisinya sebagai pemimpin partai. Sebagai balas jasa, Mussolini mempertunjukkan penghormatannya kepada Gereja dalam setiap kesempatan. Misalnya, ia menyelenggarakan upacara pernikahan keagamaan untuk dirinya dan istrinya, yang telah dinikahinya selama 12 tahun, dan membabtis anak-anaknya… Pada bulan Pebruari 1929, dia memulihkan hak-hak gereja yang telah dicabut sej ak 1870 dengan menandatangani Pakta Lateran atas nama Raja, dengan K ardinal Gaspari menandatangani atas nama gereja. Dengan perjanjian ini, Gereja memperoleh kemerdekaan beriman dan beribadat yang menyeluruh, dan K atolik menjadi agama resmi negara. Vatikan secara resmi diakui dan dianugerahi keuntungan yang cukup banyak, Paus diakui sebagai kepala negara dan memperoleh hak-hak sebagai pembayaran kompensasi bagi kepausan, pengakuan pernikahan oleh Gereja, dan pengajaran agama di sekolah-sekolah dasar. Sebagai imbalan semua ini, Paus menganugerahi Mussolini ordo Tongkat Emas pada tahun 1932, dan melukiskannya sebagai perdana menteri yang tak ada
Bandingannya.

Namun, meski adanya semua aksi teatrikal ini, Mussolini tak lain adalah seorang ateis. Begitu berhasil menggiring rakyat Italia di belakangnya, ia mulai memperlihatkan tujuannya yang sebenarnya, yang sama sekali tak ada hubungannya dengan agama. Pada tahun 1930-an, doktrin-doktrin agama perlahan-lahan dihilangkan, dan sebagai gantinya adalah sebentuk paganisme yang memuja-muja Mussolini bagai makhluk suci. Satu-satunya agama sejati Mussolini adalah egoismenya, yang sedikit demi sedikit ia upayakan agar diterima bangsa Italia.

Slogan yang disebutkan berikut ini, semasa periode ini, adalah sebuah testament dari pujaan yang di persembahkan bagi Mussolini: Jangan terlambat sedetik pun dalam mencintai Tuhan. Tetapi ingatlah bahwa tuhan Italia adalah Duce

Mussolini meremehkan gagasan-gagasan religius dan menafsirkan ulang sesuai dengan sistem kepercayaan pagannya sendiri. Fakta bahwa dia mengeluarkan dekrit dan pengumuman yang ia namakan Dekalog Fasis, mengungkapkan skala keangkuhan dan kemunafikannya.

Namun, kesombongan Mussolini tidak bertahan lama. Italia memasuki Perang Dunia II bersama Jerman, tetapi kalah, tersungkur jauh lebih awal daripada Jerman. Pada tahun 1943, Mussolini ditangkap oleh bangsanya sendiri dan dipenjarakan. Dia diselamatkan dengan dukungan Hitler, dan … . Melawan oposisi di Utara untuk beberapa lama. Menjelang akhir perang, dia sekali lagi tertangkap begitu ia mencoba menyeberangi perbatasan dengan mengenakan seragam Jerman, dan ditembak bersama istrinya di sampingnya. Mayatnya digantung dengan satu kaki di sebuah lapangan di Milan. Begitulah akhir yang mengerikan dari seorang psikopat yang mengklaim dirinya sebagai makhluk suci.

No comments:

Post a Comment