PEWARISAN DIHIBRID
Setelah
mcmperharikan apa yang terjadi pada sacu silangan yang
melibatkan satu gen, apakah yang akan terjadi bilamana dua gen yang masing-masing memperlihatkan
pewarisan monohibrid yang khas
terlibat dalam silangan yang sama? Selain sifat pelekukan daun dari Coleus blumei yang digunakan untuk
menunjukkan pewarisan monohibrit,
sifat temuan-temuan lainnya pada daun tanaman ini ialah pola peruratannya. Ada dua alternatif
ekspresi fenotipe dari sifat ini, yang
selanjunya disebut dengan istilah teratur dan tidak teratur. Dengan menggunakan silangan monohibrid
akan terlihat bahwa tak teratur
dominan terhadap teratur. Persilangan antara kedua tanaman C. Blumei yang
menangkar sejati yang berbeda pertakikan atau perlekukan
dan peruratan daunnya akan menghasilkan individu F1 yang dalam tak-teratur. F1 yang
sama, tanpa memandang apakah kedua alel
dominan, dalam (A) dan tak-teratur (diberi lambang B), berasal
jari satu tetua atau kedua-duanya resesif, dangkal
(a) dan terarur (b) berasal dari
tetua lainnya, atau apakah satu dominan (A atau B) dan satunya resesif (a atau b) berasal dari
masing-masing tetua. Selanjutnya, seperti halnya
pada silangan monohibrid, tidak peduli dari tetua yang mana, jantan atau betina, alel tertentu akan
muncul. Diekspresikan dengan lambang,
F1-nya akan sama, bagaimanapun keempat kemungkinan silangan itu dibuat:
Tetua
betina Tetua Jantan
AA
BB x aa bb
aa
bb x AA BB
AA
bb x aa BB
aa
BB x Aabb
Dari
kenyataan bahwa pemunculan F1 adalah sama (yaitu dalam
tak-teratur) tak perduli apakah kedua alel dominan itu berasal dari tetua yang sama atau dari retua
yang berbeda, dapatlah disimpulkan
bahwa gen untuk pertakikan daun (A/a) dan peruraran daun (B/b)tidak saling mengganggu dalam
.menghasilkan efek pada fenotipe,
yaitu keduanyak bertindak bebas (independen). Seandainya individu F1 kemudian diserbuk sendiri
untuk menghasilkan individu F2,
keempar fenotipe yang mungkin terjadi (dalam tak teratur, dalam teratur, dangkal tak teratur, dan
dangkal teratur) semuanya akan muncul.
Selanjutnya, tanpa memandang dari mana keempat tipe persilangan individu Fl yang diserbuk
sendiri itumuncul, angka perbandingan
fenotipe F2-nya akan mendekati nisbah ideal, yaitu 9:3:3:1 dengan perincian sebagai
berikut:
A-
B- (9)
dalam
tak teratur
(memperlihatkan
kedua-duanya dominan)
A-
bb (3)
dalam
teratur
(memperlihatkan
yang pertama dominan dan yang kedua resesif)
Aa
B
dangkal
tak
teraturt
(memperlihatkan
yang kedua dominan dan yang pertama resesif)
Aa
bb (1)
dangkal
teratur
(memperlihatkan
kedua-duanya resesif).
Catatan:
Cara
pemberian tanda fenotipe dengan kombinasi penggunaan
huruf dan garis, seperti A- B- untuk mei silangan yang di dalamnya dominasi sifat atau
sifat-sifat adalah lengkap. Suatu individu
yang diberi tanda A- B- bapat berarti salah satu dari keempat kemungkinan genotipe, yaitu AA BB, Aa
BB, Aa Bb, AA ABb, Aa Bb).
Bila tanaman F2 diserbuk sendiri untuk menghasilkan tanaman F3 seperti dilakukan pada silangan
monohibrid, maka terjadi kemungkinan
untuk mengklasiflkasikan individu F2 ke dalam genotip
masing-masing berdasarkan apakah tumbuhan yang sedang diamati menangkar sejati atau tidak
dinilai dari perlekukan (pertakikan)
atau peruratan daun saja atau diamati kedua-duanya.
No comments:
Post a Comment