RASISME DARWIN DAN KOLONIALISME
Teman dekat Darwin, Profesor Adam Sedgwick adalah
satu di antara sekian banyak orang yang melihat bahaya yang akan
ditimbulkan oleh teori evolusi di masa
mendatang. Setelah membaca dan memahami buku Darwin The
Origin of Species, ia menyatakan bahwa “Jika buku ini diterima masyarakat luas, [maka buku] ini akan memunculkan kebiadaban ras manusia yang belum pernah
tersaksikan sebelumnya”. Dan waktu menunjukkan bahwa
Sedgwick benar. Sejarah mencatat bahwa abad 20
adalah periode gelap dimana manusia melakukan pembantaian hanya karena ras atau suku bangsa mereka.
Darwin mengklaim bahwa ”fight for survival
(perjuangan untuk mempertahankan hidup)” juga
terjadi antar ras-ras manusia. “Ras pilihan”
muncul sebagai pemenang dalam peperangan ini. Menurut Darwin ras pilihan adalah bangsa kulit putih Eropa.
Sedangkan ras-ras Asia dan Afrika, mereka telah kalah
dalam peperangan mempertahankan hidup. Darwin
berkata lebih jauh bahwa ras-ras ini akan segera kalah dalam peperangan mempertahankan hidup di seluruh dunia
dan akhirnya punah:
“Di masa mendatang tidak sampai berabad-abad lagi,
ras-ras menusia beradab hampir dipastikan akan
memusnahkan dan menggantikan ras-ras biadab di seluruh
dunia. Pada saat yang sama kera-kera antromorfosis
(menyerupai manusia) …tidak diragukan lagi akan musnah, selanjutnya jarak antara manusia dengan padanan
terdekatnya akan lebih lebar, karena jarak ini
akan memisahkan manusia dalam keadaan yang lebih
beradab, sebagaimana yang kita harapkan, dari Kaukasian sekalipun, dengan jenis-jenis kera serendah babon,
tidak seperti sekarang yang hanya memisahkan negro
atau penduduk asli Australia dengan gorila.”
Pada bagian lain The Origin of Species, Darwin
mengklaim bahwa bagi ras-ras inferior perlu untuk
punah dan tidak ada perlunya bagi ras-ras yang telah
maju untuk melindungi mereka dan menjaga mereka agar tetap hidup. Darwin mengibaratkan hal ini dengan
mereka yang memelihara hewan-hewan untuk dikembangbiakan :
“Pada manusia-manusia primitif, kelemahan pada
tubuh dan akal akan segera dieliminir dan mereka
yang tetap hidup biasanya memperlihatkan kondisi kesehatan
yang prima. Sekalipun kita manusia-manusia beradab berusaha secara maksimal untuk mengawasi proses
eliminasi ini, kita bangun rumah-rumah perawatan
bagi orang-orang yang sakit jiwa, cacat dan sakit,
kita terapkan undang-undang bagi kaum miskin.. Ada alasan yang bisa dipercaya bahwa vaksinasi telah
menyehatkan ribuan orang, yang sebelumnya orang-orang
yang lemah fisiknya akan mati karena cacar. Dengan
demikian orang-orang yang lemah dari masyarakat beradab
melangsungkan keturunannya. Tidak ada seorang pun yang pernah mempelajari pembiakan hewan-hewan piaraan akan ragu
bahwa tindakan ini akan sangat merugikan bagi ras manusia.”
Teori Darwin yang menolak eksistensi Tuhan telah
menyebabkan sebagian orang tidak melihat manusia
sebagai sosok yang diciptakan Tuhan dan bahwa semua
manusia diciptakan setara. Ini adalah salah satu fakta di balik munculnya rasisme dan penerimaannya secara
cepat di seluruh dunia.
Kolonialisme erat kaitannya dengan Darwinisme; dan
negara yang sangat diuntungkan oleh pandangan rasis
Darwin adalah negeri Darwin sendiri: Inggris. Di
masa ketika Darwin mengemukakan teorinya, Inggris sedang mendirikan imperium kolonial nomor 1 di dunia.
Semua sumber daya alam di negeri-negeri yang
dijajahnya dari India hingga Amerika Latin dirampok oleh
imperium Inggris. Sudah barang tentu negeri-negeri penjajah tersebut tidak ingin dituliskan dalam
sejarah sebagai negeri perampok dan untuk menutupi
kebiadaban ini mereka mencari alasan pembenaran
tindakan tersebut. Salah satunya adalah dengan menganggap bangsa jajahan sebagai “orang primitif” atau
“makhluk mirip binatang”. Dengan pandangan ini
mereka dibantai dan disiksa secara biadab karena bukanlah manusia, akan tetapi makhluk separuh manusia
separuh binatang, dan tindakan penjajah tersebut
tidak bisa dikatagorikan sebagai kriminal. Aliansi
Fasisme dan Darwinisme.
Nazisme lahir di tengah-tengah kekacauan di Jerman
yang kalah dalam perang dunia I. Pemimpin
partai Nazi adalah seorang agresif yang sangat benci
agama-agama samawi bernama Adolf Hitler. Rasisme adalah cara pandang Hitler, dan ia percaya bahwa ras Arya,
komponen utama bangsa Jerman, lebih tinggi dibanding
ras-ras lain dan wajib memimpin mereka. Ia memimpikan
bangsa Arya akan membangun imperium yang akan bertahan
selama 1000 tahun.
Landasan berpijak ilmiah teori rasis Hitler adalah
teori evolusi Darwin. Tokoh yang sangat mempengaruhi
pemikiran Hitler adalah seorang sejarawan rasis Jerman
Heinrich von Treitschke, sosok yang sangat terpengaruhi
oleh teori evolusi Darwin dan mendasarkan pandangan rasisnya pada Darwinisme. Ia berpendapat,
“Bangsa-bangsa hanya akan maju melalui kompetisi sengit
sebagaimana [pendapat] Darwin [tentang kemampuan]
individu yang kuat [untuk] tetap bertahan hidup,” dan menyatakan bahwa ini berarti peperangan panjang
yang tak terelakkan. Ia berpandangan bahwa,
“Penaklukan dengan pedang adalah cara untuk membangun
peradaban dari kebiadaban dan ilmu pengetahuan dari kebodohan.” Ia berpandangan bahwa: “Ras-ras kuning
tidak memahami seni dan kebebasan politik. Sudah menjadi takdir
ras-ras hitam untuk melayani [bangsa kulit] putih
dan sebagai sasaran kebencian [orang] kulit putih untuk
selama-lamanya.”
Ketika Hitler membangun teorinya, ia mendapatkan
inspirasi dari Darwin, khususnya pemikiran Darwin
tentang pertarungan (perjuangan) untuk mempertahankan
kelangsungan hidup. Bukunya yang terkenal diberi judul
Mein Kampf (“Perjuagan Saya”) terinspirasi dari pertarungan (perjuangan) untuk mempertahankan kelangsungan hidup ini.
Sebagaimana Darwin, Hitler memberikan status kera
pada ras-ras non-Eropa, dan mengatakan, “Hapuskan
[ras] Jerman Nordik dan tidak ada yang tersisa kecuali tarian para kera.”
Sekutu Hitler di Eropa adalah Mussolini (Italia)
dan Franco (Spanyol). Mussolini adalah Darwinis
tulen yang menjadikan kapak sebagai simbol Fasisme dan
Partai Fasis, sebab kapak adalah simbol peperangan, kekerasan, kematian dan pembantaian. Pada tahun
1935 ia menjajah Ethiopia dan berhasil
memusnahkan 15000 orang hingga tahun 1941. Selain
mendukung dan membenarkan pendudukannya atas Ethiopia dengan pendapat Darwin yang rasialis, Mussolini
berpendapat bahwa Ethiopia adalah bangsa inferior (kelas
rendah) sebab mereka adalah ras hitam; dan
diperintah oleh ras superior seperti bangsa Italia merupakan sebuah kehormatan bagi bangsa Ethiopia. Libia pun tidak
lepas dari kolonialisme Mussolini, dimana sekitar 1.5
juta kaum Muslimin terbunuh.
Gerakan Nazi dan Rasisme kini bangkit lagi dalam
bentuk Neo-Nazi, dengan sumber inspirasi yang
tidak berbeda dengan pendahulunya, yakni Darwinisme.
No comments:
Post a Comment