DARWINISME:
SUMBER KEKEJAMAN KOMUNIS
Ideologi yang mengakibatkan malapetaka yang paling
dasyat bagi kemanusiaan di abad yang baru saja kita
tinggalkan adalah Komunisme. Komunisme, yang mencapai
puncak sejarahnya oleh dua tokoh filsuf Jerman Karl Marx dan Friedrich Engels di abad 19, menumpahkan
darah lebih banyak dibanding kaum Nazi dan
imperialis. Dua orang ini adalah tokoh ateis tulen yang
sangat membenci agama.
Akan tetapi Marx dan Engels memerlukan penjelasan
atau pembenaran ilmiah bagi ideologi mereka
agar dapat menarik simpati masyarakat luas. Sungguh
menarik bahwa teori evolusi yang dikemukakan Darwin dalam buku The Origin of Species berisi penjelasan yang
dicari-cari oleh Marx dan Engels. Darwin mengatakan
bahwa makhluk hidup muncul sebagai hasil dari
proses “perjuangan untuk mempertahankan hidup” atau “konflik dialektik”. Tambahan lagi, Darwin adalah
seorang yang menolak adanya penciptaan dan mengingkari
kepercayaan agama. Ini adalah kesempatan baik bagi
Marx dan Engels yang tidak boleh dilewatkan.
Darwinisme memiliki kaitan yang sedemikian sangat
penting dengan Komunisme sehingga beberapa bulan setelah buku
Darwin terbit, Friedrich Engels menulis kepada Karl Marx, “Darwin,
yang [bukunya] kini sedang saya baca, sungguh
bagus.” 7 Karl Marx lalu membalas surat Engels pada
tanggal 19 Desember 1860, “Ini adalah buku yang berisi dasar berpijak pada sejarah alam bagi pandangan
kita.” Dalam sebuah surat yang
ditulis Marx kepada Lassalle, seorang rekan sosialisnya, pada tanggal 16 Januari 1861, ia mengatakan, “Buku
Darwin sangatlah penting dan membantu saya [meletakkan]
landasan berpijak dalam ilmu alam bagi perjuangan
kelas dalam sejarah.”
Lenin adalah sosok yang menjadikan proyek revolusi
Komunis Karl Marx terealisasi melalui revolusi
Bolshevik yang berhasil menggulingkan Tsar Rusia melalui
kudeta bersenjata di bulan Oktober 1917. Setelah itu, Rusia menjadi ajang perang saudara antara kaum Komunis
dan para pendukung Tsar Rusia selama sekitar tiga
tahun. Tak berbeda dengan pendahulunya, Lenin adalah
pengagum Darwinisme dan mengatakan, “Darwin telah membungkam
kepercayaan bahwa spesies hewan dan tumbuhan tidak memiliki kaitan satu sama lain, kecuali secara
kebetulan, dan bahwa mereka diciptakan oleh Tuhan,
dan oleh karenanya tidak bisa mengalami perubahan.”
Trotsky boleh dibilang arsitektur paling penting
dalam revolusi Bolshevik setelah Lenin. Ia pun tak
lepas dari kekagumannya kepada Darwin, “Penemuan
Darwin adalah kemenangan terbesar dialektika di segala aspek kehidupan”.
Setelah kematian Lenin di tahun 1924, Stalin, yang
dianggap sebagai diktator paling berdarah-darah
dalam sejarah dunia, menaiki tahta Partai Komunis. Di
tangan Stalin, Komunisme tampak jelas sebagai sistem ideologi yang paling sadis. Sekitar 20 juta manusia
tak berdosa mati di masa pemerintahan tangan
besinya. Para sejarawan mengungkapkan bahwa
kebrutalan ini memberikan kebahagiaan tersendiri baginya. Ia sangat bahagia ketika duduk di mejanya di Kremlin
sambil membaca dengan seksama orang-orang yang mati di kamp-kamp
konsentrasi ataupun yang telah tewas dieksekusi.
Hal yang menjadikannya jagal biadab adalah filsafat
materialis yang diyakininya. Dalam perkataan
Stalin sendiri, dasar berpijak utama filsafatnya
adalah teori evolusi Darwin. Ia menjelaskan betapa pentingnya ia memegang pemikiran Darwin: “Tiga hal yang kita
lakukan untuk menghormati akal para pelajar seminari kita. Kita
harus ajarkan kepada mereka usia bumi, asal-muasal
bumi, dan ajaran-ajaran Darwin.”
Satu lagi rejim komunis yang menjadikan Darwinisme
sebagai pijakan ilmiah telah didirikan di
China. Para pendukung komunis di bawah pimpinan Mao
Tse Tung memegang kendali kekuasaan pada tahun 1949 setelah perang saudara yang berkepanjangan. Mao
mendirikan rejim yang kejam dan opresif sebagaimana
sekutunya, Stalin. Mao secara terang-terangan mengumumkan
landasan filosofis sistem yang dibangunnya dengan mengatakan,
“Sosialisme China dibangun di atas Darwin dan
teori evolusi.”
No comments:
Post a Comment