SETIAP PROTEIN BEREVOLUSI
DENGAN LAJU YANG BERBEDA
Sesungguhnya pohon evolusi tidak
dapat dibangun berdasarkan sebuah protein semata. Bila diusahakan untuk
menyusun pohon evolusi berdasarkan berbagai macam protein, maka hasil yang
didapat tidak akan jauh berbeda. Akan tetapi setiap protein memiliki laju
evolusi yang berbeda. Perbedaan rantai α pada hemoglobin manusia dan ikan
memiliki perbedaan sebesar 50%, akan tetapi antara manusia dan ikan memiliki
perbedaan sitokrom c hanya sebesar 20%. Bila digambarkan suatu tabel antara
tingkat perubahan asam amino dengan skala waktu evolusi, maka nampak evolusi
sitokrom c berjalan lambat, sedangkan laju evolusi hemoglobin pada rantai α dan
β memiliki kecepatan sedang, dan laju evolusi pada fibrinopeptida A dan B berjalan
cepat.
Fibrinopeptida adalah protein
yang berperan dalam pembekuan darah. Protein ini membutuhkan asam amino arginin
dan membutuhkan habitat yang asam. Oleh karena protein ini tidak memiliki
batasan yang ketat dalam fungsinya, maka protein ini bisa membentuk berbagai
varian dengan leluasa. Sebaliknya protein histon pada DNA sangat menentukan
kondisi DNA secara struktural. Perubahan pada histon, walau sedikit, membawa
pengaruh yang mematikan. Hal ini yang menyebabkan protein histon berevolusi
dengan lambat.
Sitokrom c adalah enzim yang
fungsinya sangat ditentukan oleh beberapa asam amino yang berada di bagian
active site. Asam amino di bagian tersebut cenderung tidak mengalami perubahan,
sedangkan asam amino di posisi lain bisa mengalami perubahan. Meskipun 88%
residu asam amino milik sitokrom c berubah, konformasi proteinnya tidak akan
berubah.
Insulin adalah hormon yang
terdiri atas dua rantai protein A dan B yang dikode oleh sebuah gen pengkode
insulin. Sebenarnya mutasi dapat terjadi pada gen insulin, pada bagian A, B,
atau C. Mutasi pada bagian A dan B dapat berakibat fatal, sementara mutasi di
bagian C tidak akan berpengaruh terhadap protein yang disintesis dan tidak
menjadi masalah bila diturunkan pada generasi berikutnya.
No comments:
Post a Comment