Powered By Blogger

Wednesday, 1 May 2013

SIASAT PROPAGANDA TEVE NATIONAL GEOGRAPHIC


SIASAT PROPAGANDA TEVE NATIONAL GEOGRAPHIC

Siasat propaganda sangat sering menjadi usaha dalam tayangan-tayangan dokumenter dari Televisi National Geographic yang berisi contoh-contoh perilaku cerdas kera dan kemudian menggambarkan perbandingan antara mereka dan manusia. Siasat ini dapat dilihat dalam pernyataan-pernyataan seperti “mereka adalah hewan-hewan cerdas”, “kebutuhan mereka sangat mirip dengan manusia” dan “seperti kita, mereka merasakan kebutuhan terhadap ikatan pribadi dan hubungan antar-pribadi”.

Komentar-komentar dalam My Favorite Monkey menyebutkan bahwa kera memberikan penyelesaian kreatif terhadap masalah-masalah di alam dan bahwa  mereka adalah penyelesai masalah yang cerdas. Juga dikatakan bahwa batas antara tingkah laku manusia dan kera boleh jadi  tidak begitu jelas.

Namun ketidakonsistenan dalam penyusunan hubungan evolusi antara manusia dan kera dalam hal kecerdasan dan hubungan antarpribadi sangatlah terbukti. Ada hewan-hewan lain yang jauh lebih hebat dari kera dalam hal kecerdasan dan hubungan. Lebah, misalnya, dapat menggunakan teknik arsitektur dalam membangun sarang mereka, yang ketepatannya hanya dapat dihitung dengan perhitungan matematis. Suatu rencana geometris dapat dilihat pada sarang, yang memungkinkan jumlah material paling sedikit digunakan dalam pembentukannya namun menghasilkan tempat terluas sebagai ruang penyimpanan. (Untuk mengetahui rancangan “optimal” luas dan keliling dari berbagai bentuk geometris harus dihitung, dan bentuk geometris dengan perbandingan luas/keliling tertinggi harus dipilih).

Dengan cara yang sama, berang-berang dapat membangun sarang mereka menentang aliran air di tengah sungai, menggunakan kemampuan teknik yang digunakan manusia dalam membangun bendungan. Rayap membangun menara yang mengagumkan sebanding dengan gedung pencakar langit buatan manusia, dan membuat sistem pendingin udara, kamar-kamar penyimpanan dan wilayah pertanian di dalamnya. Faktanya, tentu saja, bahwa hewan-hewan ini menunjukkan pengetahuan matematis dan geometris yang kasat mata dalam bangunan-bangunannya serta menggunakan cara-cara teknis tidak menunjukkan bahwa kita berkerabat dengan lebah, berang-berang dan rayap.

Kenyataan bahwa monyet merasa membutuhkan ikatan dan hubungan antar pribadi juga bukan merupakan bukti terjadinya evolusi. Makhluk yang tidak memiliki kemungkinan kekerabatan dengan manusia juga menikmati ikatan dan hubungan sejenis. Pinguin, misalnya, membesarkan keluarganya dengan penuh cinta dan kesetiaan. Anjing jauh lebih setia dan bersahabat dalam hubungannya dengan manusia. Merpati menikmati hubungan dekat dengan pasangannya. Parkit Australia menunjukkan minat dan kesetiaan satu sama lain, dan juga pada manusia. Meskipun demikian, sifat-sifat ini tidak membuat penguin, merpati, parkit Australia, dan anjing kerabat kita.

Di sisi lain, hewan-hewan ini menguak ketidakvalidan pernyataan teori evolusi tentang asal usul kecerdasan dan tingkah laku mereka. Meskipun kenyataannya makhluk-makhluk tersebut berada pada pohon evolusi khayalan yang lebih jauh dari manusia dibandingkan simpanse, hewan-hewan ini masih dapat menunjukkan tingkah laku yang jauh lebih mendekati kecerdasan manusia daripada simpanse.

Lebah madu mengungkap sebuah kontradiksi lain yang tidak dapat diperhitungkan oleh teori evolusi. Teori ini memperhitungkan tingkat kecerdasan berdasarkan perkembangan sistem syaraf. Misalnya, kenyataan bahwa manusia adalah makhluk hidup yang paling berkembang dihubungkan dengan perbandingan otak/tubuhnya yang tertinggi. Berdasarkan logika ini, simpanse, yang memiliki system syaraf yang lebih rumit daripada lebah, seharusnya lebih superior daripada lebah. Namun, kenyataannya malah sebaliknya. Kenyataan bahwa makhluk hidup yang lebih jauh letaknya dari manusia di pohon evolusi khayalan dibandingkan simpanse mampu menunjukkan tingkah laku dengan tingkat kerumitan yang sama dengan manusia, meskipun makhluk ini lebih randah tingkatannya misalnya, caranya menghitung luas dan keliling heksagon (segi enam) dan mengukur sudut-sudut dalamnya benar-benar meruntuhkan pengakuan evolusioni tentang kecerdasan kera.



No comments:

Post a Comment