Powered By Blogger

Wednesday, 8 May 2013

SKETSA HISTORIS TEORI SOSIOLOGI


SKETSA HISTORIS TEORI SOSIOLOGI

Perkembangan teori Marxian dan teori Sosiologi dan cara teori Marxian menpengaruhi sosiologi secara positif maupun negatif, dimulai dari dasar teori Marxian dan Hegelianisme, materialisme dan ekonomi politik. Teori Marx sendiri sangat kuat pengaruhnya. Perubahan kemudian bergeser ke dasar sosiologi Jerman. Karya Max Weber menunjukkan adanya bermacam sumber sosiologi Jerman, termasuk beberapa alasan yang membuktikan bahwa teori Weber lebih dapat diterima oleh sosiolog yang kemudian ketimbang gagasan Marx.

Setelah dari Jerman diketahui ada pertumbuhan teori sosiologi di Inggris. Sumber utama sosiologi di Inggris adalah ekonomi politik, ameliorisme, dan evolusi sosial. Dalam konteks ini disinggung karya Spencer dan beberapa kontroversi yang mengelilingginya.

Selanjutnya teori sosiologi Italia terutama karya Pareto dan perkembangan teori Marxian di Eropa dipergantian abad 19, terutama determinisme ekonomi dan maxisme Hegelian.

Kita mulai dengan sejarah awal teori Sosiologi Amerika yang ditandai oleh liberalismenya oleh perhatiannya terhadap Darwinisme Sosial dan pengaruh Herbert Spencer. Dalam kaitan ini dibahas karya dua orang teoritisi Sosiologi awal, Sumner dan Ward. Tetapi, karya keduanya tidak meninggalkan kesan abadi dalam teori sosiologi Amerika. Sebaliknya aliran Chicago seperti yang terwujud dalam karya teoritisi seperti Small, Park, Thomas, Cooley dan terutama Mead meninggalkan tanda yang kuat dalam teori sosiologi terutama dalam interaksionisme simbolik.

Sementara aliran Chicago masih berkuasa sebuah bentuk lain teori sosiologi mulai tumbuh di Harvard. Pitirim Sorokin memainkan peran penting dalam mendirikan sosiologi di Harvard, tetapi Parsonslah yang memimpin Harvard ke posisi unggul dalam teori sosiologi Amerika menggantikan interaksionisme simbolik Chicago. Peran Parsons tidak hanya penting melegalisasi teori besar di Amerika dan dalam memperkenalkan teoritisi Eropa kepada khalayak Amerika, tetapi juga dalam peranannya mengembangkan teori aksi, dan yang lebih penting lagi, fungsionalisme struktural. Pada 1940-an dan 1950-an fungsionalisme struktural semakin mengemuka karena adanya disintegrasi di dalam aliran Chicago yang dimulai tahun 1930-an dan berpuncak pada 1950-an.

Perkembangan utama teori Marxian di tahun-tahun awal abad 20 adalah karena kreasi aliran kritis atau aliran Frankfurt. Marxisme bentuk Hegelian ini juga menunjukkan pengaruh sosiolog seperti Weber dan pakar psikoanalisis Sigmund Freud. Marxisime tak mendapat banyak pengikut di kalangan sosiolog di awal abad 20.

Dominasi fungsionalisme struktural dalam teori sosiologi Amerika di pertengahan abad 20 tidak berumur panjang. Meski dapat dirunut kembali ke tahun-tahun yang jauh ke belakang sosiologi fenomenologi terutama karya Alfred Schutz, mulai menarik perhatian pada 1960-an. Teori Marxian umumnya masih dikucilkan dari teori sosial di Amerika, tetapi C. Wright Mills menghidupkan tradisi radikal di Amerika pada 1940-an dan 1950-an. Mills juga adalah salah seorang pimpinan yang menyerang fungsionalisme struktural yang intensitas serangannya memuncak pada 1950-an dan 1960-an. Dilihat dari sudut pandang serangan ini, teori konflik yang muncul dalam periode ini merupakan alternatif terhadap fungsionalisme struktural. Meski dipengaruhi teori Marxian teori konflik kurang menyatu dengan Marxisme. Alternatif lain terhadap fungsionalisme struktural adalah teori pertukaran yang lahir pada 1950-an dan terus menarik pengikut tetap meski kecil jumlahnya. Mesti interaksionisme simbolik mulai kehilangan pengaruhnya, karya Erving Goffman tentang analisis dramaturgis mendapatkan pengikut dalam periode ini.

Perkembangan penting dalam sosiologi kehidupan sehari-hari yang lain (interaksionisme simbolik termasuk dalam sosiologi ini) terjadi pada 1960-an dan 1970-an, termasuk peningkatan perhatian terhadap sosiologi fenomenologi dan yang lebih penting lagi ledakan karya di bidang etnometodologi. Dalam periode ini berbagai jenis teori Marxian mendapatkan tempatnya dalam sosiologi, meski berbagai teori itu terancam keberadaannya karena keruntuhan Uni Soviet dan rezim komunis lain dipenghujung 1980 dan awal 1990-an. Perkembangan penting lainnya dalam periode ini adalah makin pentingnya pengaruh strukturalisme dan kemudian post-strukturalisme, terutama melalui karya Michel Foucault. Fenomena terpenting adalah meledaknya perhatian terhadap teori feminis, sebuah ledakan yang dengan cepat mendorong kita menuju tahun 2000.

Selain itu masih ada tiga perkembangan khusus yang terjadi tahun 1980-an dan berlanjut hingga tahun 1990-an.

Pertama, berkembangnya perhatian di Amerika terhadap analisis hubungan mikro-makro.

Kedua, peningkatan perhatian terhadap analisis hubungan agen struktur di Eropa.

Ketiga, pertumbuhan perhatian besar-besaran terhadap upaya analisis sintesis, terutama pada tahun 1960-an.

Teori multikultural dari berbagai jenis mungkin akan berkembang. Teori sosial post-modern mungkin akan terus berkembang, tetapi juga diiringi dengan perkembangan reaksi terhadapnya, termasuk apa yang bisa kita namakan teori sosial post-post-modern. Teori konsumsi akan menarik perhatian, karena berhubungan dengan teori postmodern, dan sekaligus refleksi dari perubahan dalam masyarakat dan reaksi terhadap bias produktivis yang medominasi sosiologi sejak awal pertumbuhannya. Apa pun teori yang akan muncul dan berkembang, tampaknya jelas banyak tak akan ada satu perspektif teoritis tunggal yang akan mendominasi.

No comments:

Post a Comment