SKETSA HISTORIS TEORI SOSIOLOGI
Perkembangan
teori Marxian dan teori Sosiologi
dan cara teori Marxian menpengaruhi sosiologi secara positif maupun negatif, dimulai dari dasar teori
Marxian dan Hegelianisme, materialisme dan ekonomi
politik. Teori Marx sendiri sangat kuat pengaruhnya. Perubahan kemudian bergeser ke dasar sosiologi
Jerman. Karya Max Weber menunjukkan adanya
bermacam sumber sosiologi Jerman, termasuk beberapa alasan yang membuktikan bahwa teori Weber lebih
dapat diterima oleh sosiolog yang kemudian ketimbang
gagasan Marx.
Setelah
dari Jerman diketahui ada pertumbuhan teori sosiologi di Inggris. Sumber utama sosiologi di Inggris adalah
ekonomi politik, ameliorisme, dan evolusi
sosial. Dalam konteks ini disinggung karya Spencer dan beberapa kontroversi yang mengelilingginya.
Selanjutnya
teori sosiologi Italia terutama karya Pareto dan perkembangan teori Marxian di Eropa dipergantian abad
19, terutama determinisme ekonomi dan maxisme
Hegelian.
Kita
mulai dengan sejarah awal teori Sosiologi
Amerika yang ditandai oleh liberalismenya oleh perhatiannya
terhadap Darwinisme Sosial dan pengaruh Herbert Spencer. Dalam kaitan ini dibahas karya dua orang
teoritisi Sosiologi awal, Sumner dan Ward. Tetapi,
karya keduanya tidak meninggalkan kesan abadi dalam teori sosiologi Amerika. Sebaliknya aliran Chicago
seperti yang terwujud dalam karya teoritisi seperti
Small, Park, Thomas, Cooley dan terutama Mead meninggalkan tanda yang kuat dalam teori sosiologi terutama
dalam interaksionisme simbolik.
Sementara
aliran Chicago masih berkuasa sebuah bentuk lain teori sosiologi mulai tumbuh di Harvard. Pitirim
Sorokin memainkan peran penting dalam mendirikan
sosiologi di Harvard, tetapi Parsonslah yang memimpin Harvard ke posisi unggul dalam teori sosiologi
Amerika menggantikan interaksionisme simbolik
Chicago. Peran Parsons tidak hanya penting melegalisasi “teori
besar”
di Amerika dan dalam memperkenalkan
teoritisi Eropa kepada khalayak Amerika, tetapi
juga dalam peranannya mengembangkan teori aksi, dan yang lebih penting lagi, fungsionalisme struktural. Pada
1940-an dan 1950-an fungsionalisme struktural
semakin mengemuka karena adanya disintegrasi di dalam aliran Chicago yang dimulai tahun 1930-an dan berpuncak
pada 1950-an.
Perkembangan
utama teori Marxian di tahun-tahun awal abad 20 adalah karena kreasi aliran kritis atau aliran
Frankfurt. Marxisme bentuk Hegelian ini juga menunjukkan
pengaruh sosiolog seperti Weber dan pakar psikoanalisis Sigmund Freud. Marxisime tak mendapat banyak
pengikut di kalangan sosiolog di awal abad 20.
Dominasi
fungsionalisme struktural dalam teori sosiologi Amerika di pertengahan abad 20 tidak berumur panjang.
Meski dapat dirunut kembali ke tahun-tahun
yang jauh ke belakang sosiologi fenomenologi terutama karya Alfred Schutz,
mulai menarik perhatian pada 1960-an. Teori Marxian umumnya masih dikucilkan dari teori sosial di Amerika,
tetapi C. Wright Mills menghidupkan tradisi
radikal di Amerika pada 1940-an dan 1950-an. Mills juga adalah salah seorang pimpinan yang menyerang
fungsionalisme struktural yang intensitas serangannya
memuncak pada 1950-an dan 1960-an. Dilihat dari sudut pandang serangan ini, teori konflik yang muncul
dalam periode ini merupakan alternatif terhadap
fungsionalisme struktural. Meski dipengaruhi teori Marxian teori konflik kurang menyatu dengan Marxisme.
Alternatif lain terhadap fungsionalisme struktural
adalah teori pertukaran yang lahir pada 1950-an dan terus menarik pengikut tetap meski kecil jumlahnya.
Mesti interaksionisme simbolik mulai kehilangan
pengaruhnya, karya Erving Goffman tentang analisis dramaturgis mendapatkan pengikut dalam periode ini.
Perkembangan
penting dalam sosiologi kehidupan sehari-hari yang lain (interaksionisme simbolik termasuk dalam
sosiologi ini) terjadi pada 1960-an dan 1970-an,
termasuk peningkatan perhatian terhadap sosiologi fenomenologi dan yang lebih penting lagi ledakan karya di
bidang etnometodologi. Dalam periode ini berbagai
jenis teori Marxian mendapatkan tempatnya dalam sosiologi, meski berbagai teori itu terancam
keberadaannya karena keruntuhan Uni Soviet dan rezim komunis lain dipenghujung 1980 dan awal
1990-an. Perkembangan penting lainnya dalam
periode ini adalah makin pentingnya pengaruh strukturalisme dan kemudian post-strukturalisme, terutama melalui
karya Michel Foucault. Fenomena terpenting adalah
meledaknya perhatian terhadap teori feminis, sebuah ledakan yang dengan cepat mendorong kita menuju tahun 2000.
Selain
itu masih ada tiga perkembangan khusus yang terjadi tahun 1980-an dan berlanjut hingga tahun 1990-an.
Pertama,
berkembangnya perhatian di Amerika terhadap analisis hubungan mikro-makro.
Kedua,
peningkatan perhatian terhadap analisis hubungan agen struktur di Eropa.
Ketiga,
pertumbuhan perhatian besar-besaran terhadap upaya analisis sintesis, terutama pada tahun 1960-an.
Teori
multikultural dari berbagai jenis
mungkin akan berkembang. Teori sosial post-modern mungkin akan terus berkembang, tetapi juga
diiringi dengan perkembangan reaksi terhadapnya,
termasuk apa yang bisa kita namakan teori sosial post-post-modern. Teori konsumsi akan
menarik perhatian, karena berhubungan dengan teori postmodern, dan sekaligus refleksi dari
perubahan dalam masyarakat dan reaksi terhadap
bias produktivis yang medominasi sosiologi sejak awal pertumbuhannya. Apa pun teori yang akan muncul dan
berkembang, tampaknya jelas banyak tak akan
ada satu perspektif teoritis tunggal yang akan mendominasi.
No comments:
Post a Comment