STRUKTUR GINJAL SECARA MIKROSKOPIS
Secara mikroskopik ginjal
mempunyai struktur yang terdiri atas :
1)
Nefron
Nefron merupakan unit
fungsional ginjal. Dalam setiap ginjal terdiri atas satu juta nefron yang pada
dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Setiap nefron terdiri dari
Kapsula Bowman, yang mengitari rumbai kapiler glomerolus, tuulus kontruktus
proximal, lengkung henle dan tubulus konturtus distal, yang mengosongkan diri
ke duktus pengumpul. Seorang yang normal masih dapat bertahan walaupun dengan
susah payah dengan jumlah nefron kurang dari 20.000. fungsi dasar nefron adalah
untuk membersihkan atau untuk menjernihkan plasma darah dari zat – zat yang
tidak dikehendaki ketika zat – zat tersebut mengalir melalui ginjal. ( Guyton
and Hall, 1997 : 389 )
1)
Korpuskulus ginjal
Korpuskulus ginjal terdiri
dari kapsula bowman dan rumbai kapiler glomerolus. Kapsula bowman merupakan
suatu invaginasi dari tubulus proximal, terdapat ruang yang mengandung kemih
antara rumbai kapiler dan kapsula bowman dan ruang yang mengandung kemih ini
dekenal sebagai ruang bowman atau ruang kapsular – kapsula bowman yang dilapisi
oleh sel – sel epitel. Sel – sel epitel parietal berbentuk gepeng dan berbentuk
bagian terluar dari kapsula, sedangkan sel – sel epitel viseral jauh lebih
besar dan membentuk bagian dalam dari kapsula dan juga melapisi bagian luar
dari rumbai kapiler.
Membran basalis membentuk
lapisan tengah dinding kapiler, terjepit diantara sel – sel epitel padat pada
satu sisi dan sel endotel pada sisi lain. Membran basalis kapiler kontiniu
dengan membran basalis tubulus. Sel – sel endotel membentuk bagian terdalam
dari rumbai kapiler. Sel – sel endotel, membran basalis dan sel – sel
viseralmerupakan tiga lapisan yang membentuk membran filtrasi glomerolus.
Cairan yang di filtrasikan melalui glomerolus kedalam kapsula bowman disebut
dengan filtrat glomerolus. Membran filtrasi glomerolus memungkinkan
ultrafiltrasi darah melalui pemisahan unsur – unsur darah dan molekul – molekul
protein besar dari bagian plasma lainnya dan mengalirkan bagian plasma tersebut
sebagai kemih primer kedalam ruang dari kapsula bowman.
Filtrat glomerolus memiliki
komposisi yang hampir tepat sama dengan komposisi cairan yang merembes dari
ujung arteri kapiler kedalam cairan intestisial. Filtrat tersebut tidak
mengandung eritrosit dan hanya mengandung sekitar 0.03% protein atau sekitar 1/200
protein diplasma.
Sel – sel mesangial adalah
sel endotel yang membentuk suatu jalinan kontiniu antara lengkung – lengkung
kapiler glomerolus dan diduga berfungsi sebagai jalinan penyokong dan bukan
merupakan bagian dari membran filtrasi.
2)
Aparatus jugstaglomerolus
Dari setiap nefron bagian
pertama dari tubulus distal berasal dari medula sehingga terletak pada sudut
yang terbentuk antara anterior aferen dan eferen dari glomerolus nefron yang
bersangkutan. Pada posisi ini sel – sel jugstaglomerolus didnding anteriol
aferen mengandung glanural sekresi yang diduga mengeluarkan renin. Renin adalah
suatu enzim yang penting dalam pengaturan tekanan darah. Sel – sel tubulus
distal yang mengadakan kontaqk erat dengan sel – sel glanular tersebut dikenel
dengan nama makula densa.
Sel – sel jugstaglomerolus
berfungsi sebagai baroreseptor (sensor tekanan ) yang sensitif terhadap aliran
darah yang melalui arteriola aferen. Penurunan tekanan arteria akan merangsang
peningkatan glanularitas sel – sel jugstaglomerolus dan peningkatan sekresi
renin. Sel – sel makula densa tubulus distal bertindak sebagai kemoreseptor
yang sensitif terhadap kadar natrium dan cairan tubulus. Peningkatan kadar
natrium dalam tubulus akan mempengaruhi makula densa sehingga akan meningkatkan
produksi renin. Selain itu, sistem saraf simpatis dan katekolamin dapat
mempengaruhi produksi renin.
3)
Sisten renin – angiotensin
Pengeluaran renin dalam
ginjal akan mempengaruhi pemgeluaran angiotensinogen ( suatu glikoprotein yang
diproduksi oleh hati ) menjadi angiotensin I, kemudian dirubah menjadi
angiotensin II oleh enzim konversi yang ditemukan pada kapiler paru – paru..
angiotensin II meningkatkan tekanan darang oleh efek vasokontriksi arteriola
ferifer dan merengsang sekresi aldosteron. Peningkatan aldosteroan akan
merangsang reabsorpsi natrium dalam tubulus distal dan duktus pengumpul.
Peningkatan reabsorpsi natrium mengakibatkan peningkatan reabsorpsi air, dengan
demikian volume plasma akan meningkat. Peningkatanvolume plasma akan berperan
dalan peningkatan tekanan darah yang selanjutnya akan mengurangi iskemia
ginjal.
No comments:
Post a Comment