AKIBAT EVOLUSI
Evolusi memengaruhi setiap aspek dari bentuk
dan perilaku organisme. Yang paling terlihat adalah adaptasi perilaku dan fisik
yang diakibatkan oleh seleksi alam. Adaptasi-adaptasi ini meningkatkan
kebugaran dengan membantu aktivitas seperti menemukan makanan, menghindari
predator, dan menarik lawan jenis. Organisme juga dapat merespon terhadap
seleksi dengan berkooperasi satu sama lainnya, biasanya dengan saling membantu
dalam simbiosis. Dalam jangka waktu yang lama, evolusi menghasilkan
spesies yang baru melalui pemisahan populasi leluhur organisme menjadi kelompok
baru yang tidak akan bercampur kawin.
Akibat evolusi kadang-kadang dibagi menjadi makroevolusi dan mikroevolusi.
Makroevolusi adalah evolusi yang terjadi pada tingkat di atas spesies, seperti kepunahan dan spesiasi. Sedangkan mikroevolusi adalah
perubahan evolusioner yang kecil, seperti adaptasi yang
terjadi dalam spesies atau populasi. Secara umum, makroevolusi dianggap sebagai
akibat jangka panjang dari mikroevolusi. Sehingga perbedaan antara mikroevolusi
dengan makroevolusi tidaklah begitu banyak terkecuali pada waktu yang terlibat
dalam proses tersebut. Namun, pada makroevolusi, sifat-sifat keseluruhan
spesies adalah penting. Misalnya, variasi dalam jumlah besar di antara individu
mengijinkan suatu spesies secara cepat beradaptasi terhadap habitat yang baru,
mengurangi kemungkinan terjadinya kepunahan. Sedangkan kisaran geografi yang
luas meningkatkan kemungkinan spesiasi dengan membuat sebagian populasi menjadi
terisolasi. Dalam pengertian ini, mikroevolusi dan makroevolusi dapat
melibatkan seleksi pada tingkat-tingkat yang berbeda, dengan mikroevolusi
bekerja pada gen dan organisme, versus makroevolusi yang bekerja pada
keseluruhan spesies dan memengaruhi laju spesiasi dan kepunahan.
Terdapat sebuah miskonsepsi bahwa evolusi
bersifat "progresif", namun seleksi alam tidaklah memiliki tujuan
jangka panjang dan tidak perlulah menghasilkan kompleksitas yang lebih besar.[107] Walaupun spesies
kompleks berkembang dari
evolusi, hal ini terjadi sebagai efek samping dari jumlah organisme yang
meningkat, dan bentuk kehidupan yang sederhana tetap lebih umum. Sebagai
contoh, mayoritas besar spesies adalah prokariota mikroskopis
yang membentuk setengah biomassa dunia walaupun bentuknya yang kecil, serta merupakan
mayoritas pada biodiversitas bumi.[110] Organisme sederhana oleh karenanya merupakan bentuk
kehidupan yang dominan di bumi dalam sejarahnya sampai sekarang. Kehidupan
kompleks tampaknya lebih beranekaragam karena ia lebih mudah diamati.
No comments:
Post a Comment