AUSTRALOPITHECUS ADALAH SPESIES KERA, DAN TIDAK BIPEDAL
Menurut NGC, spesies yang dikenal sebagai
Australopithecus adalah nenek moyang manusia
pertama yang berjalan tegak. Namun pernyataan
ini tidak benar. Seluruh spesies Australopithecus
adalah kera yang punah yang mirip dengan kera
saat ini. Kapasitas tengkoraknya sama atau lebih
kecil dari simpanse yang ada saat ini. Terdapat
bagian yang menonjol pada bagian tangan dan
kakinya yang digunakan untuk memanjat pohon,
seperti halnya simpanse-simpanse sekarang, dan
bentuk kakinya berguna untuk menggenggam
ranting. Spesimen Australopithecus bertubuh
pendek (maksimal 130 cm) dan, sebagaimana
halnya kera masa kini, jantannya jauh lebih besar daripada betinanya. Banyak sifat-sifat lain seperti detil tengkoraknya, kedekatan letak matanya, gigi gerahamnya yang tajam, bentuk rahangnya, lengan-lengannya yang panjang, dan tungkai-tungkainya yang pendek menjadi bukti bahwa makhluk-makhluk tersebut tidak berbeda dengan kera yang ada saat kini.
Pendapat NGC bahwa Australopithecus berjalan tegak adalah pandangan yang dipegang oleh palaeontolog seperti Richard Leakey dan Donald C. Johanson selama puluhan tahun. Namun banyak ilmuwan yang telah melakukan sejumlah besar penelitian tentang bentuk kerangka Australopithecus telah membuktikan tidak validnya pendapat ini. Penelitian besarbesaran yang dilakukan pada berbagai spesimen Australopithecus oleh dua ahli anatomi tingkat dunia dari Inggris dan Amerika, Lord Solly Zuckerman dan Prof. Charles Oxnard, menunjukkan bahwa makhluk-makhluk tersebut tidak berjalan tegak seperti cara manusia, dan bergerak sebagaimana halnya kera modern. Setelah mempelajari tulang-belulang fosil-fosil ini selama 15 tahun dengan biaya dari pemerintah Inggris, Lord Zuckerman dan kelompoknya yang terdiri dari lima spesialis mencapai kesimpulan bahwa Australopithecus hanyalah spesies kera biasa, dan sama sekali tidak berjalan dengan dua kaki meskipun Zuckerman sendiri adalah seorang evolusionis. Bersamaan dengan itu, Charles E. Oxnard, yang juga seorang ahli anatomi evolusionis terkenal dalam penelitiannya dalam masalah ini, juga menyatakan kemiripan antara Australopithecus dengan orang utan masa kini.
Mungkin penelitian terpenting yang menunjukkan bahwa Australopithecus tidak mungkin bipedal muncul di tahun 1994 dari seorang ahli peneliti anatomi Fred Spoor dan kelompoknya di Universitas Liverpool, Inggris. Kelompok ini melakukan penelitian mengenai bagian dalam telinga spesimen fosil Australopithecus. Di bagian
dalam telinga manusia dan makhluk hidup tingkat tinggi lainnya, ada organ bernama “koklea” yang menentukan posisi tubuh dari tanah. Fungsi organ ini, yang mengatur keseimbangan manusia, sama dengan “gyroscope,” yang mengatur ketinggian terbang pesawat. Fred Spoor menyelidiki mekanisme keseimbangan tak sadar yang ditemukannya dalam organ berbentuk seperti “rumah siput” ini, dan penemuannya sampai kesimpulan bahwa Australopithecus quadrupedal (berjalan dengan empat kaki).
Ini berarti Australopithecus adalah spesies kera yang punah dan tidak ada hubungannya dengan manusia.
Bahwa Australopithecus tidak dapat diterima sebagai nenek moyang manusia baru-baru ini telah diterima oleh sumber-sumber evolusionis. Majalah ilmiah populer terkenal Perancis, Science et Vie, menjadikannya sebagai tema sampul edisi May 1999. Dengan judul utama Adieu Lucy (Selamat tinggal, Lucy—Lucy adalah contoh fosil terpenting dari spesies Australopithecus afarensis), majalah ini melaporkan bahwa kera dengan spesies Australopithecus harus dihapus dari pohon kekerabatan manusia. Dalam tulisan ini, berdasarkan penemuan fosil Australopithecus lain yang dikenal dengan sebutan St W573, kalimat berikut ini muncul:
Teori baru menyatakan bahwa genus Australopithecus bukanlah akar ras manusia. Hasil ini dicapai oleh satu-satunya wanita yang diberi wewenang meneliti St W573 berbeda dengan teori biasa mengenai nenek moyang manusia: ini meruntuhkan pohon kekerabatan hominidae. Primata besar, yang dianggap sebagai nenek moyang manusia, telah dihapus dari kesejajaran dalam pohon kekerabatan ini … Australopithecus dan Homo (manusia) tidak muncul pada cabang yang sama. Nenek moyang langsung manusia masih menunggu untuk ditemukan.
Penemuan penting lainnya mengenai Australopithecus adalah saat disadari bahwa lengan makhluk ini digunakan untuk berjalan, seperti kera yang ada saat ini. Kera mengunakan cara berjalan empat kaki dimana ia bersandar pada buku-buku jarinya. Ini dikenal sebagai “berjalan dengan buku-buku” (knuckle-walking) dan merupakan perbedaan utama antara kera dan manusia. Penelitian kerangka dilakukan di tahun 2000 pada Lucy oleh dua orang ilmuwan evolusionis bernama B.G. Richmond dan D.S. Strait, menghasilkan kesimpulan yang mencengangkan kedua evolusionis: tangan Lucy memiliki struktur “berjalan dengan buku-buku jari” hewan empat kaki, sebagaimana halnya kera dewasa yang ada saat ini. Komentar Strait dalam wawancara mengenai penemuan ini, yang isinya diliput secara detil dalam jurnal Nature, mengejutkan: “Aku berjalan ke arah lemari, mengeluarkan Lucy dan, abrakadabra! dia memiliki morfologi yang biasa dimiliki makhluk yang berjalan dengan buku-buku jarinya.”
No comments:
Post a Comment