BEDA JENIS COELACANTH
Semula,
para ilmuwan mengira coelacanth yang ditemukan di perairan Sulawesi Utara itu
sejenis dengan coelacanth (Latimeria chalumnae Smith) yang terdapat di
Kepulauan Komoro. Namun belakangan, berdasarkan analisis DNA-mitokondria dan
isolasi populasi, meski masih satu ordo, kedua ikan itu berbeda. Beberapa
peneliti Indonesia dan Prancis kemudian mengusulkan ikan ”raja laut” asal
Manado itu sebagai spesies baru dengan nama ilmiah Latimeria menadoensis.
Spesimennya kini tersimpan di Museum Zoologi, Puslit Biologi LIPI Cibinong.
Dua
tahun kemudian ditemukan pula sekelompok coelacanth yang hidup di perairan
Kawasan Lindung Laut (Marine Protected Areas) St. Lucia di Afrika Selatan.
Orang kemudian menyadari bahwa kemungkinan masih terdapat populasi-populasi
coelacanth yang lain di dunia, termasuk pula di bagian lain Nusantara,
mengingat bahwa ikan ini hidup terisolir di kedalaman laut, terutama di sekitar
pulau-pulau vulkanik.
Menurut
Ika Rachmatika S., dkk., dari Puslit Biologi LIPI, ada beberapa karakter
morfologi dan genetika yang membedakan antara Latimeria chalumnae asal
Kepulauan Komoro dan Latimeria menadoensis asal Manado. Latimeria chalumnae
berwarna kebiru-biruan dengan noda putih yang tidak beraturan pada sisiknya,
sedangkan Latimeria menadoensis berwarna kecokelat-cokelatan dengan noda putih
yang tidak beraturan pada sisiknya. Selain itu, ada perbedaan karakter
meristik. Latimeria menadoensis memiliki jumlah jari-jari pada sirip punggung
kedua yang lebih sedikit, namun memiliki jumlah jari-jari sirip ekor tambahan
lebih banyak. Secara keseluruhan, dari 23 karakter meristik dan morfometrik
yang diamati, sekira 52 persen di antaranya berbeda.
Dari
segi genetika, yang dilihat dari susunan DNA dua ruas mitokondria (yang
mensandikan sitokrom b dan 12 S ribosom (RNA) terlihat adanya perbedaan atau
substitusi mutasi sebanyak masing-masing 4,85 persen (transisitransversi 13:1)
dan 2,85 persen (transisi-tranversi 2, 4:1) pada susunan basanya. Dengan
menggunakan laju substitusi nukletid 2 persen per juta tahun untuk DNA
sitokhrom b, dan 1 persen per juta tahun untuk DNA 12 S rRNA, diketahui bahwa
L. chalumnae dan L. menadoensis telah terpisah sekitar 1.220.000 tahun (DNA
yang mensandikan sitokrom b) dan 1.420.000 tahun (DNA yang mensandikan 12 S
rRNA) dari nenek moyangnya. Data ini memberi petunjuk, populasi ikan Latimeria
di Kep. Komoro dan Sulawesi merupakan dua jenis yang berbeda, tetapi keduanya
masih berkerabat dekat.
No comments:
Post a Comment