KEBENCIAN FASISME TERHADAP AGAMA
Salah
satu sikap umum yang dimiliki semua rezim fasis adalah mengenai agama. Pada pandangan pertama, tampaklah
bahwa semua rezim fasis mendukung agama
rakyatnya. Tetapi, fasis tidak melakukan ini dengan tulus. Satu-satunya tujuan mereka adalah untuk memperdaya rakyat
mereka dan organisasi – organisasi keagamaan. Tak ada bedanya bagi fasis
apakah agama yang dimaksud adalah Islam, Kristen,
Yahudi, Budha, atau lainnya. Cukuplah bahwa agama tersebut dipandang mampu mengikat masyarakat itu dan
memotivasi orang-orang bekerja untuk kepentingan
fasisme. Jika kita kaji kebijakan dan praktik dari para diktator fasis seperti Hitler, Mussolini, dan Franco, dan
bahkan dari fasis kontemporer seperti Saddam Husein,
wajah sebenarnya dari kebencian mereka terhadap agama dapat terlihat jelas.
Pertama-tama,
mustahil bagi kaum fasis untuk secara tulus membela agama, karena karakter dan prinsip-prinsip
mereka sama sekali bertolak belakang dari landasan
etis yang ditanamkan agama kepada manusia. Sementara yang dipilihkan Tuhan untuk umat manusia adalah agama
perdamaian dan ketenteraman, fasisme terbentuk
dari perang dan agitasi. Tuhan memerintahkan perkataan yang baik, kerelaan memberi maaf, dan cinta kasih,
sementara kaum fasis menginginkan kebencian
dan peperangan tanpa henti. Karenanya, kaum fasis tidak benar-benar tertarik melihat agama berkembang,
ataupun berkeinginan agar etika yang menyertai agama
tersebar luas, karena, jika ini terjadi, mereka tidak akan dapat memerintah masyarakat sesuai dengan cita-cita fasis
mereka. Karenanya, mereka berupaya untuk memberi
kesan bahwa menjalankan agama, walaupun mereka juga berupaya untuk mencegah penyebarannya melalui beraneka
cara dan praktik.
No comments:
Post a Comment