Powered By Blogger

Monday, 6 May 2013

KEKEJAMAN HOLOCAUST


KEKEJAMAN HOLOCAUST

Kekejaman rasial Nazisme tidak hanya terbatas kepada orang-orang yang di anggap tidak patut berada di wilayah Jerman, tetapi dituj ukan kepada seluruh dunia. Impian Hitler adalah berdirinya Kekaisaran Jerman yang akan memimpin dunia, dan mempercepat yang disebut evolusi manusia dengan cara mensterilkan semua ras rendahan di muka bumi ini. Hal ini, sesungguhnya adalah sebuah ramalan Darwin. Dalam buku The Descent of Man, Darwin menulis: Dalam periode tertentu di masa mendatang, tidak terlalu lama dalam hitungan abad, ras-ras manusia beradab pasti akan hampir memusnahkan dan menggantikan ras-ras tak beradab di seluruh dunia. Pada waktu yang sama, kera anthropomorphous (yang mirip manusia)… tentu akan dimusnahkan. Kewajiban untuk mel aksanakan ramalan ini jatuh pada Hitler.

Rencana tersebut mulai dilaksanakan pada tahun 1939. Dengan sejumlah penyerangan mendadak, pertama-tama Hitler menduduki Polandia, kemudian Denmark, Norwegia, Belgia, Belanda, Prancis, Yugoslavia, Yunani, Afrika Utara dan Uni Soviet. Penduduk negara-negara yang diduduki menjadi korban kekejaman yang mengerikan, terutama mereka yang dikategorikan sebagai ras rendah seperti Yahudi, Slavia dan Gipsi. Jutaan orang dikirim ke kamp-kamp untuk dijadikan tenaga
budak. Tak lama, kamp-kamp ini kemudian menjadi kamp-kamp pemusnahan, berdasarkan Final Solution (Solusi Akhir), yang disesuaikan dengan hasil Konferensi Wannsee yang terkenal, yang dilakukan oleh Hitler dan rekan-rekannya. Kamar-kamar gas yang dirancang khusus untuk membunuh manusia, pertama-tama menggunakan gas karbon monoksida kemudian gas Zyklon B. Dalam pemusnahan yang dilakukan di kamar-kamar gas dan metode-metode lainnya, telah dibunuh dengan brutal 5,5 juta orang Yahudi, 3 juta orang Polandia, hampir 1 juta orang Gipsi, dan ratusan ribu tahanan perang dari berbagai bangsa.

Salah satu contoh yang paling mengerikan dari kekejaman Nazi adalah berbagai eksperimen tak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh perwira Nazi Josef Mengele terhadap para tahanan dalam kamp konsentrasi di Auschwitz. Orang-orang dewasa dan anak-anak yang terpilih dari para tahanan digunakan Mengele sebagaikelinci percobaan dalam eksperimen-eksperimen menakutkan untuk menguji ketahanan tubuh manusia terhadap panas dan dingin yang ekstrem. Orang-orang dipaksa masuk ke dalam air yang penuh es pada cuaca musim dingin yang menggigit, untuk mengetahui berapa lama mereka mampu bertahan hidup sebelum membeku. Mengele juga diketahui melakukan operasi terhadap korban-korbannya tanpa pembiusan sedikit pun, dan mereka dibedah dalam keadaan sepenuhnya sadar. Eksperimen Mengele yang paling kejam menimpa orang-orang kembar yang masuk ke kamp. Mengele memisahkan semua orang kembar ini dari penghuni kamp lainnya dan mengukur pengaruh faktor-faktor fisik dengan melaksanakan berbagai eksperimen yang berbeda terhadap mereka. Metode yang digunakannya luar biasa biadab. Ia menyuntik orang-orang kembar dengan darah satu sama lain dan mengukur reaksi mereka, dan umumnya salah satu atau kedua kembar tersebut menderita sakit kepala yang sangat dan suhu badan tinggi. Juga karena ingin mengukur apakah warna mata dapat ditukar atau tidak secara fisik, Mangele menyuntikkan tinta biru ke dalam mata orang kembar.

Semua korban ini sangat menderita, dan banyak di antaranya menjadi buta. Anak-anak kecil diinjeksi dengan bermacam-macam penyakit untuk mengamati berapa lama mereka dapat bertahan hidup karenanya. Banyak anak-anak tak berdosa yang disiksa oleh monster Nazi Mangele, dan berujung dengan cacat atau kematian.

Pada akar dari kekejaman luar biasa ini terdapatlah teori Darwinis-fasis yang menganggap manusia sebagai spesies hewan dan sebagian ras manusia sebagaihewan-hewan yang merugikan. Suatu pengkajian atas kehidupan Mangele mengungkapkan bahwa dia dididik dalam teori semacam itu. Dalam kajian tentang kehidupan dan kekejaman Mangele, Darwinisme Sosial dari Dr. Ernst Rudin, mentor para dokter Nazi, dibahas sebagai berikut:

Jika mangele sendiri menjadi monster berdarah dingin pada puncak karir Nazinya, dia sudah mempelajari beberapa pemikiran Jerman yang paling kejam. Sebagai mahasiswa, Mangele mengikuti kuliah-kuliah Dr. Ernst Rudin, yang mengemukakan bahwa tidak saja terdapat banyak kehidupan yang tidak layak dijalani, tapi juga bahwa dokter-dokter bertanggung jawab menghancurkan dan menyingkirkan kehidupan semacam itu dari masyarakat banyak. Pandangannya yang mencolok mendapat perhatian Hitler sendiri, dan Rudin dipanggil untuk membantu penyusunan Undang-undang Perlindungan Kesehatan Hereditas, yang disahkan pada tahun 1933, tahun mana Nazi meraih kontrol sepenuhnya atas pemerintahan Jerman. Darwinis Sosial yang tanpa rasa sesal ini ikut berkontribusi bagi dekrit Nazi yang menyerukan sterilisasi terhadap orang-orang yang menunjukkan cacat-cacat seperti: kelemahan pikiran; schizophrenia; depresi berlebihan; epilepsi; kebutaan menurun; tuna wicara; cacat fisik… agar tidak berketurunan dan menodai lebih jauh kelompok gen J erman… ..

Berulang kali dan pada setiap tingkat kebrutalan Nazi, Darwinisme Sosial dapat teramati melongokkan kepalanya yang mengerikan. Inspirasi utama di balik salah satu dari arsitek kebrutalan Jerman yang paling terdepan, Heinrich Himmler, lagi -lagi, tak lain tak bukan adalah konsep-konsep Darwinis tentang konflik dan persaingan untuk hidup. Saat menjel askan logika yang disebut ilmiah itu, yang digunakannya untuk membenarkan penindasan yang dilakukannya, ia berkata, hukum alam harus melakukan tugasnya dalam keberlangsungan hidup yang terkuat.

Himmler memandang orang-orang non-Aria, dan bangsa-bangsa seperti Slavia dan Yahudi pada khususnya, sebagai binatang, dan menganggap sangat alamiah untuk melakukan segala jenis kekejaman terhadap mereka. Inilah yang diucapkannya tentang para tahanan wanita Rusia dalam pidatonya pada tanggal 4 Oktober 1943 di hadapan para Pemimpin Grup SS di Poznan:

Apakah bangsa lain hidup dalam kemakmuran atau binasa karena kelaparan hanyalah penting bagiku sepanjang kita membutuhkan mereka sebagai budak bagi Kultur kita. Apakah 10.000 wanita Rusia jatuh kelelahan atau tidak ketika mereka menggali sebuah parit tank hanyalah penting bagiku sepanjang parit tank itu rampung dikerjakan untuk bangsa Jerman.

Bahkan Himmler mencemooh rakyat di negara-negara pendudukan yang ingin berperang bersama Jerman:

Dalam waktu singkat, aku membentuk SS Jerman di berbagai negara. Kami segera, mendapat sukarelawan-sukarelawan bagi Jerman dari negara-negara ini. Sejak awal, aku telah mengatakan pada mereka, Kalian dapat melakukan apa yang kalian suka atau meninggalkan apa yang kalian mau. Aku serahkan sepenuhnya kepada kalian, tetapi kalian boleh yakin, bahwa sebuah SS akan dibentuk di negara kalian, dan hanya ada satu SS di Eropa, dan itulah SS Jerman yang dipimpin oleh Reichsfuehrer-SS... Aku juga telah mengatakan pada anggota-anggota SS sejak awal: Kami tidak mengharapkan kalian untuk menjadi Jerman dari oportunisme. Tapi kami memang mengharapkan kalian untuk mengesampingkan cita-cita nasional kalian demi cita-cita ras dan historis yang lebih besar, demi Reich Jerman.

Kerugian yang diderita akibat Perang Dunia II, yang dimulai oleh Hitler demi apa yang dinamakan kedaulatan ras unggul, sangatlah besar. Lebih dari 55 juta jiwa tewas, yang lebih dari setengahnya adalah rakyat sipil. Kerugian materi pun tak terhitung. Faktor utama yang mendorong kaum Nazi untuk menciptakan bencana ini adalah klaim mereka sebagai ras berkuasa. Dan, akar dari klaim itu adalah teori evolusi Darwin.

Benito Mussolini, sekutu terbesar Hitler, juga terpengaruh oleh Darwinisme. Menurut pandangan Mussolini, kekerasan diperlukan demi perubahan sosial. Ia menentang segala bentuk pasifisme dan berulang kali menggunakan istilah-istilah Darwinis dalam pidato-pidatonya. Ia menegaskan bahwa keengganan Inggris untuk terlibat dalam perang menjadi bukti kemerosotan evolusioner pada Kerajaan Inggris.

Kesimpulan yang kita peroleh dari sebuah penelitian terhadap rasisme fasis sudah jelas adanya: Darwinisme adalah pelaku tersembunyi di balik kedua rezim fasis dan Perang Dunia II. Mungkin hanya sedikit orang di masa kini yang menyadari hubungan antara realitas-realitas yang merupakan bencana besar ini dengan Darwinisme. Bagaimanapun, telah jelas benar bahwa kaum fasis memperoleh prinsip-prinsip dasar mereka dari Darwinisme. Pada akhirnya, ideologi ini, yang menghubungkan antara penciptaan kehidupan dengan kejadian kebetulan, menambahkan prinsip-prinsip semacam chaos, kekejaman, kebengisan, dan kekuatan adalah kebenaran. Dan selain itu, prinsip konflik terus menerus dalam Darwinisme

Sebaliknya, Allah menciptakan semua ras sederajat, dan sebagaimana telah kita pahami, menyatakan bahwa keunggulan berasal dari rasa takut dan ketaatan kepada-Nya. Sepanjang sejarah, para pemimpin kejam yang mengingkari ketentuan ini semua telah mendapatkan akhir yang serupa. Sebagaimana dinyatakan di dalam Quran Surat ke-40, ayat 56, mereka yang tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapai nya, tidak pernah memperol eh keingi nan mereka. Allah berfirman, Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali, Di dalam Surat 26, ayat 227, dan menyatakan bahwa orang-orang ini akan menemui akhir yang menghinakan di dunia ini. Dan, akhir yang menanti mereka di alam selanjutnya akan
jauh lebih mengerikan:

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni mereka dan tidak akan menunjukkan jalan kepada mereka, kecuali jalan ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. An-Nisaa, 4:168-169)

No comments:

Post a Comment