Powered By Blogger

Monday, 6 May 2013

KEBENCIAN NAZI TERHADAP AGAMA


KEBENCIAN NAZI TERHADAP AGAMA

Kita telah mengkaji akar dari ideologi Nazi dan sikapnya terhadap agama. Sebagaimana ditunjukkan dalam contoh-contoh yang telah kita cermati, ideologi Nazi bertentangan dan berlawanan dengan semua agama ketuhanan. Landasan ideologi ini adalah filsafat anti agama dari Nietzsche, dan teori evolusi Darwin yang ateis dan menyangkal fakta penciptaan. Cara pandang etika Nazi merupakan tiruan dari budaya pagan Yunani kuno dan suku-suku Jerman pra-Kristen yang biadab: Nazisme adalah sebuah ideologi pagan dan keberhalaan.

Fakta ini telah diungkapkan oleh banyak komentator tentang hal ini. Dalam sebuah artikel berjudul Darwinisme dan Holocaust Ras Nazi, peneliti Amerika Jerry Bergman menguraikan pandangan Nazi tentang agama sebagai berikut,

Penghapusan doktrin Judeo-Kristiani tentang asal usul manusia dari garis besar teologi (liberal) Jerman dan sekolah-sekolahnya, dan menggantikannya dengan Darwinisme, secara terbuka memperbesar penerimaan akan Darwinisme Sosial yang memuncak dalam tragedi holocaust.

Daniel Gasman, pengarang Asal Usul Ilmiah Sosialisme Nasional pun sependapat:

(Hitler) menekankan dan menunjuk gagasan evolusi biologis sebagai senjata paling kuat untuk melawan agama tradisional dan berulang kali mencela agama Kristen karena menentang pengajaran evolusi. Bagi Hitler evolusi merupakan penanda sains dan budaya modern, dan ia membela kebenarannya sesengit Haeckel.

Hitler pernah mengungkapkan kebenciannya akan agama ketika ia dengan blak-blakan menyatakan agama sebagai:

kebohongan terorganisir yang harus dihancurkan. Negara harus tetap menjadi penguasa absolut. Ketika aku masih muda, kupikir hal itu perlu dilakukan (menghancurkan agama)… dengan dinamit. Sejak itu aku menyadari bahwa ada ruang untuk sedikit kepelikan.... Keadaan akhir haruslah… . di Kursi St. Peter, duduk seorang pejabat yang pikun; di hadapannya beberapa wanita tua yang seram… . Yang muda dan sehat berada di pihak kita… Orang-orang kita sebelumnya telah berhasil hidup baik-baik saja tanpa agama ini. Aku mempunyai enam divisi orang-orang SS yang sama sekali tidak peduli akan masalah agama. Hal itu tidak menghalangi mereka menemui kematian dengan kedamaian di dalam jiwa mereka.

Seperti telah kita lihat, satu-satunya yang dianggap penting oleh Hitler, pada tingkat spiritual, adalah pemahaman yang membawa orang untuk menemui kematian dengan kedamaian di dalam jiwa. Pemikiran ini ditemukan di dalam bentuk konsep pagan seperti jiwa Jerman, dan kehormatan perang. Sementara itu, ia memandang agama-agama ketuhanan sebagai kepercayaan yang harus di hancurkan dengan dinamit.

Hitler menyimpulkan pandangan-pandangannya tentang agama kepada stafnya pada pertemuan di rumahnya di Oberzalsberg:

Kamu tahu, kita kurang beruntung karena memiliki agama yang keliru. Mengapa kita tidak memiliki agama seperti dipunyai bangsa Jepang, yang memandang pengorbanan bagi tanah air sebagai kebajikan tertinggi?

Inilah pendapat sejati Hitler tentang agama. Jika agama memerintahkan peperangan, sebagaimana agama bangsa Jepang, maka ia dapat diterima agar dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuannya sendiri. Akan tetapi agama Kristen mengajarkan perdamaian, bukan peperangan, dan pengorbanan pribadi, bukannya egoisme dan persaingan. Karena itu, Partai Nazi berperang terus-menerus dengan Gereja Katolik.

Namun Nazi juga mencoba untuk mengembangkan sebuah agama Kristen yang sesuai dengan Nazisme.

No comments:

Post a Comment