Powered By Blogger

Monday, 6 May 2013

KEPERCAYAAN MATERIALIS


KEPERCAYAAN MATERIALIS

Informasi yang telah disampaikan sejauh ini menunjukkan kepada kita bahwa teori evolusi adalah klaim yang jelas-jelas berbeda dengan temuan-temuan ilmiah. Klaim teori ini atas asal usul kehidupan tidak bersesuaian dengan sains, mekanisme evolusioner yang diajukannya tidak memiliki kekuatan evolusioner, dan fosil-fosil menunjukkan bahwa bentuk-bentuk antara yang diwajibkan teori ini tidak pernah ada. Maka, tentu kemudian teori evolusi mesti disingkirkan sebagai sebuah gagasan yang tidak ilmiah. Seperti inilah banyak gagasan, misalnya model alam semesta dengan bumi sebagai pusat, telah dikeluarkan dari agenda sains sepanjang sejarah.

Namun, teori evolusi tetap disimpan sebagai agenda sains. Sejumlah orang malahan berupaya menamakan kritisisme yang diarahkan kepada teori ini sebagaiserangan atas sains. Mengapa?

Alasannya adalah bahwa teori evolusi merupakan kepercayaan dogmatis yang tak boleh disingkirkan bagi sementara kalangan. Kalangan ini secara membuta mengabdikan diri kepada filsafat materialis dan mengadopsi Darwinisme karena inilah satu-satunya penjelasan materialis yang dapat dikemukakan untuk bekerjanya alam.

Yang menarik, mereka pun mengakui fakta ini dari waktu ke waktu. Ahli genetika evolusionis terkenal dari Universitas Harvard, Richard C. L ewontin, mengakui bahwa dia pertama dan utama adalah seorang materialis dan baru ilmuwan:

Bukan metode dan institusi sains yang mendorong kami menerima penjelasan material tentang dunia yang fenomenal ini. Sebaliknya, kami dipaksa oleh keyakinan apriori kami terhadap prinsip-prinsip material untuk menciptakan perangkat penyelidikan dan serangkai konsep yang menghasilkan penjelasan material, betapapun bertentangan dengan intuisi, atau membingungkan orang-orang yang tidak berpengetahuan. Lagi pula, materialisme itu absolut, jadi kami tidak bisa membiarkan Kaki Tuhan memasuki pintu.

Ini merupakan pernyataan yang eksplisit bahwa Darwinisme merupakan sebuah dogma yang terus dihidupkan hanya untuk ketaatan terhadap filsafat materialis. Dogma ini mempertahankan bahwa tiada keberadaan selain materi. Oleh karena itu, ia berargumen bahwa materi tak hidup dan tak berkesadaran telah menciptakan kehidupan. Ia berkeras bahwa jutaan spesies makhluk hidup yang berbeda-beda; misalnya, burung, ikan, jerapah, harimau, serangga, pepohonan, bunga, ikan paus, dan manusia berasal mula sebagai hasil dari interaksi antara materi seperti hujan yang turun, petir yang menyambar, dan seterusnya, dari materi tak hidup. Ini adalah sebuah ajaran yang bertentangan baik dengan akal sehat maupun sains. Akan tetapi
para Darwinis terus mempertahankannya tepat sebagaimana tidak membiarkan Kaki Tuhan memasuki pintu.

Siapa pun yang tidak memperhatikan asal usul makhluk hidup dengan praduga materialis akan melihat kebenaran yang terang ini: Semua makhluk hidup adalah karya dari Sang Pencipta, Yang Mahakuasa, Mahabijaksana, dan Maha Mengetahui. Pencipta ini adalah Allah, Yang menciptakan seluruh alam semesta dari ketiadaan, merancangnya dalam bentuk yang paling sempurna, dan membentuk semua makhluk hidup. (QS. 2: 32)

No comments:

Post a Comment