Powered By Blogger

Tuesday, 7 May 2013

STRUKTUR KEHIDUPAN YANG KOMPLEKS


STRUKTUR KEHIDUPAN YANG KOMPLEKS


Alasan utama mengapa teori evolusi berakhir dengan kebuntuan begitu besar tentang asal usul kehidupan adalah bahwa bahkan organisme hidup yang dianggap paling sederhana pun memiliki struktur yang luar biasa kompleks. Sel dari makhluk hidup lebih kompleks dari semua produk teknologi yang dihasilkan manusia. Saat ini, bahkan dalam laboratorium paling maju di dunia, sebuah sel hidup tidak dapat dihasilkan dengan menggabungkan materi -materi tak hidup.

Kondisi-kondisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sebuah sel terlalu besar jumlahnya untuk diterangkan dengan peristiwa kebetulan. Probabilitas protein, bahan penyusun sel, untuk tersintesis secara kebetulan adalah 1 banding 10950 untuk sebuah protein rata-rata yang terbuat dari 500 asam amino. Dalam matematika, suatu probabilitas yang lebih kecil dari 1 banding 1050 secara praktis dianggap mustahil terjadi.

Molekul DNA, yang berada di inti sebuah sel dan menyimpan informasi genetik, merupakan sebuah bank data yang menakjubkan. Diperhitungkan bahwa jika informasi yang disimpan dalam DNA dituliskan, akan sebanding dengan sebuah perpustakaan dengan 900 jilid ensiklopedia setebal 500 halaman masing masingnya.

Sebuah dilema yang sangat menarik muncul dari poin ini: DNA hanya dapat bereplikasi dengan bantuan sejumlah protein tertentu (enzim). Namun, sintesis dari enzim-enzim ini hanya dapat terjadi dengan informasi yang tersimpan dalam DNA. Karena saling tergantung, keduanya harus ada pada saat bersamaan untuk replikasi. Ini membawa skenario bahwa kehidupan bermula dengan sendirinya kepada jalan buntu. Prof. Leslie Orgel, seorang evolusionis terkemuka dari Universitas San Diego, California, mengakui fakta ini dalam majalah Scientific American edisi September 1994:

Sangat tidak mungkin bahwa protein dan asam nukleat, yang keduanya berstruktur kompleks, muncul secara spontan di tempat yang sama pada saat yang sama. Tetapi juga mustahil ada yang satu tanpa yang lainnya. Maka, pada pandang pertama, seseorang mungkin harus menyimpulkan bahwa faktanya, kehidupan tidak pernah dapat bermula dengan cara kimiawi.

Tak diragukan, jika kehidupan mustahil bermula dari penyebab natural, maka harus diterima pula bahwa kehidupan diciptakan dengan cara supernatural. Fakta ini secara eksplisit menggugurkan teori evolusi, yang tujuan utamanya adalah mengingkari penciptaan.

No comments:

Post a Comment