Powered By Blogger

Monday, 6 May 2013

MAKNA SEJATI DARI ANTI SEMITISME DALAM NAZI


MAKNA SEJATI DARI ANTI SEMITISME DALAM NAZI

Untuk memahami gagasan-gagasan dan kebijakan-kebijakan keagamaan Nazi, kita harus meneliti permusuhan fanatis mereka terhadap kaum Yahudi dan agama Yahudi.

Anti Semitisme dalam Nazi merupakan bagian dari kebencian mereka terhadap agama. Sebab, menurut pemikiran Nazi, bangsa Jerman awalnya adalah masyarakat pagan-prajurit, sebelum akhirnya mereka meninggalkan budaya tersebut seiring dengan penyebaran agama Kristen, sebuah kelanjutan dari agama Yahudi. Kebencian Nazi terhadap agama Kristen berakar dari fakta bahwa mereka memandangnya sebagai sebuah konspirasi Yahudi. Kaum Nazi tak bisa menerima gagasan bahwa Nabi Isa, yang keturunan Yahudi, harus dicintai dan dihormati oleh bangsa Jerman yang mereka anggap sebagai ras terbaik. Menurut pendapat Nazi, bukan nabi berdarah Yahudi yang harus menerangi jalan bangsa Jerman, melainkan prajurit-prajurit yang kejam dan biadab dalam budaya pagan Jerman.

Menurut ideologi Nazi, sejarah dunia di pandang sebagai konflik antara ras Aria dan ras Semit. Bagi kaum Nazi, ras Aria adalah pemimpin budaya Indo-Eropa, dan ras Semit (Yahudi dan Arab) adalah pemimpin budaya Timur Tengah. Karakteristik fundamental dari budaya Indo-Eropa adalah sistem keyakinan pagannya. Atas dasar inilah para pendukung Nazi memandang diri mereka sendiri sebagai pewaris paganisme. Mereka menganggap bangsa Yahudi sebagai ras musuh yang telah membuang paganisme dan menyebarkan keyakinan monoteistik kepada seluruh dunia.

Pink Swastika, yang membahas ideologi - ideologi pagan Nazi, menyimpulkan:

Alasan kaum Nazi menyerang bangsa Yahudi terlebih dulu dan bersumpah untuk memusnahkan mereka secara fisik dan mental adalah karena ajaran-ajaran Bibel, baik Taurat maupun Perjanjian Baru, mewakili dasar-dasar bagi keseluruhan sistem etika Kristen.

Keyakinan keliru kaum Nazi ini dapat dilihat dalam banyak gerakan fasis lainnya. Banyak kelompok neo-fasis dewasa ini memegang kepercayaan pagan yang mereka Anggapagama ras Aria, dan menyimpan kebencian khusus terhadap agama-agama yang diturunkan seperti Islam, Kristen, dan Yahudi, yang mereka sebut sebagaimitos Semit. Begitu pula, berdasarkan logika yang menyimpang semacam itu, kelompok fasis muncul di dunia Islam dan mencoba untuk mengembangkan anti-Semitisme jenis baru dalam bentuk anti-Arabisme.

Namun, agama ketuhanan tidak dialamatkan semata untuk ras-ras semit, tetapi kepada semua orang. Fasisme, yang menolak agama yang telah diturunkan Tuhan kepada umat manusia, dan memuja-muja paganisme dari leluhurnya, sesungguhnya merupakan suatu kekeliruan besar. Allah menyebutkan tentang orang-orang keliru yang berpaling kepada agama nenek moyangnya di dalam Al Quran.

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: ", tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari nenek moyang kami". ", walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” (QS. Al Baqarah, 2: 170)
font-si � 2 0 �� ��� eight: 115%;font-family:"Arial","sans-serif"'>kebenaran. Dia memuji pentingnya cinta sebagai lawan dari sistem rasis yang berdasarkan kepada kebencian. Dia dihukum mati oleh Nazi karena perilaku subversif ini.

Antara tahun 1933 dan 1939, sejumlah besar pendeta Katolik ditangkap. Erich Klausener, pemimpin Aksi Katolik Jerman, terbunuh saat pembersihan di tahun 1934. Media-media Katolik dilarang. Kaum Nazi juga menyerang sejumlah gereja Protestan.

Sebaliknya, kalangan kependetaan yang bersekongkol dengan ideologi Nazi diberi penghargaan. Salah seorang di antaranya adalah Dr. Hans Kerrl, Menteri Urusan Gereja bawahan Hitler. Dalam pidato yang disampaikan di depan para pemimpin gereja pada 13 Februari 1937, Dr. K errl secara terbuka menyatakan agama Kristen sebagai sebuah alat ideologi Nazi, Partai ini berakar pada dasar-dasar ajaran Kristen Positif, dan Kristen Positif adalah Sosialisme Nasional… Sosialisme Nasional adal ah pel aksanaan kehendak Tuhan.

Pada akhir tahun 1937 dan awal tahun 1938, kalangan pastor Protestan, yang menyerah pada terorisme Nazi, bersumpah setia pada Hitler, dan dengan demikian menyegel kekalahan kekuasaan agamawi. Dengan itu, Hitler melaksanakan dominasinya atas semua sendi kehidupan. Bahkan, gereja pun berada dalam genggamannya. Namun tujuan Hitler sebenarnya adalah untuk menyingkirkan semua agama ketuhanan, dan membawa Jerman seutuhnya kepada paganisme. Dalam sebuah dekrit rahasia yang dibuat pada Juni 1941, tujuan Nazi untuk menghancurkan agama dijelaskan sebagai berikut:

Semakin banyak orang yang harus dipisahkan dari gereja dan kaki tangannya, para pastor… Jangan pernah lagi ada kepemimpi nan masyarakat yang diserahkan pada gereja. Pengaruh ini harus dipatahkan sepenuhnya hingga tuntas. Yang memiliki hak untuk memimpin rakyat hanyalah pemerintahan Reich, dan melalui arahannya Partai, komponen-komponen dan unit-unitnya.

No comments:

Post a Comment