Powered By Blogger

Monday, 6 May 2013

OBAT BAGI FASISME ADALAH MORALITAS QURANI


OBAT BAGI FASISME ADALAH MORALITAS QURANI

Sebagaimana telah kita saksikan sepanjang buku ini, fasisme adalah suatu ideologi yang telah menimbulkan kerugian besar kepada kemanusiaan. Fasisme tidak hanya menyebabkan kematian dan siksaan pada jutaan manusia karena ras mereka, dan tragedi Perang Dunia II di abad yang lalu, tetapi juga berupaya menghancurkan semua nilai kemanusiaan di mana pun ia muncul, dengan memperbesar iklim ketakutan. Di masa kini, fasisme tersebar di Timur Tengah, Amerika Latin, dan negara-negara Afrika, juga dalam berbagai kecenderungan rasis yang terus meningkat dan organisasi-organisasi neo-Nazi di Barat. Fasisme sebenarnya merupakan ideologi laten di banyak negara di dunia, walaupun tidak disebut dengan nama itu. Pemikiran fasis juga menyebar ke jalanan di banyak negara, dan segenap komunitas yang sekarang tengah bangkit, dengan biadab menikmati kekerasan dan pertumpahan darah. Karena inilah, seluruh dunia harus memulai sebuah perang melawan fasisme.

Ini tidak dapat dilakukan dengan langkah-langkah hukum dan ketertiban saja. Ideologi ini tidak dapat dihancurkan dengan membuntuti kaum neo-Nazi, atau mengenali yang bersalah dan memenjarakan mereka, atau dengan membom negara
rezim fasis ini atau itu. Sebaliknya, ia hanya akan tumbuh dan berkembang lebih jauh dengan taktik seperti itu.

Untuk mengalahkan fasisme, pertama kali penting untuk memahami apa itu fasisme. Sebagaimana coba dijelaskan buku ini, fasisme adalah sebuah budaya. Akarnya adalah paganisme, konsep Darwinis tentang konflik, dan rasisme Darwin. Agar fasisme dapat disingkirkan, takhyul - takhyul ini harus di… .

Namun, cara-cara yang digunakan cenderung menghasilkan akibat yang berlawanan. Negara-negara Barat yang berkonfrontasi dengan berbagai gerombolan fasis dan mengucurkan jutaan dolar untuk menangkap, menghukum, dan menghancurkan mereka, sebenarnya selama ini membantu penyebaran kelompok fasis, karena mereka memberikan pendidikan Darwinis kepada kaum muda mereka. Mereka mengajarkan kepada kaum muda itu bahwa kehidupan adalah sebuah arena kekejaman, sebuah medan pertempuran, dan agar dapat bertahan hidup orang harus berlaku kejam dan bertarung. Mereka juga menyebarkan ide bahwa manusia adalah sebuah spesies hewan yang berevolusi dari suatu makhluk menyerupai kera, dan karenanya, ada ras-ras yang lebih maju dan tertinggal dalam proses evolusioner ini.

Nyaris tak terelakkan lagi, seseorang yang menerima pendidikan seperti ini akan menjadi seorang fasis. Sehingga, fasisme menyebar, baik sebagai sebuah fenomena budaya yang spontan maupun pada suatu tingkat yang sistematik.

Karena itulah, negara-negara seperti Jerman dan Inggris terjebak di dalam kontradiksi yang mengerikan, dengan membesarkan kaum fasis yang akhirnya terpaksa mereka lawan. Situasi seperti orang yang menernakkan banyak ular berbisa, kemudian melemparkannya ke tengah orang banyak, dan ketika ular-ular itu mulai membunuhi orang, ia bertanya Mengapa mereka membunuh orang? dan mencoba menangkapnya satu per satu. Tak ada artinya sejak semula membesarkan ular-ular berbisa ini, lalu kemudian berkata, Kita dapat memusnahkan mereka dengan menggunakan metode-metode pengawasan dan penahanan yang tepat. Solusinya adalah dengan menghancurkan metode dan fasilitas yang membesarkan mereka.

Untuk menyingkirkan fasisme, Darwinisme yang disebut basis ilmiah ideologi ini harus dikalahkan dan manusia harus diajarkan konsep-konsep tentang cinta, kasih sayang, belas kasihan, kemanusiaan, toleransi, dan keadilan. Pondasi dari konsepkonsep ini adalah Al Quran. Etika Al Quran, yang diturunkan Allah kepada kita, adalah landasan dari sebuah dunia yang damai, bukannya moralitas pagan, yang merupakan landasan dari fasisme serta mendorong manusia untuk terlibat dalam perang, pertumpahan darah, kekerasan, dan rasisme.

Sebuah masyarakat yang mendalami moralitas Qurani tidak akan menyediakan tempat bagi fasisme, maupun versi merah nya, komunisme. Turki adalah contoh yang tepat tentang ini. Tidak ada upaya untuk mengimpor fasisme dan komunisme yang berhasil untuk jangka panjang. Turki tetap tidak terpengaruh oleh kedua ideologi totaliter tersebut. Penyebabnya yang terpenting adalah nilai - nilai moral mendasar yang diperoleh bangsa Turki dari Islam.

Turki, sebagai wakil dari nilai-nilai ini dan pewaris dari Kekhalifahan Utsmaniyah, dapat membentuk model yang akan mencegah fasisme, pertama di dalam perbatasannya, dan kemudian di seluruh dunia. Di masa lulu dan sekarang terdapat rezim-rezim fasis di sekeliling Turki (Irak, contohnya, atau Serbia). Konflik dan kekacauan berkecamuk di wilayah Balkan dan Timur Tengah. Mengembalikan wilayah-wilayah ini, yang penuh dengan kekejaman fasis, kepada kedamaian dan ketenteraman, sebagaimana pernah dilakukan oleh pemerintahan Utsmaniyah, dapat dicapai oleh bangsa yang menerapkan kebijakan yang didasarkan kepada nilai – nilai yang sama.

Mari kita berharap hal ini terjadi, dan para pemimpin yang dinyatakan Allah di dalam ayat suci, "…Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada kerusakan di muka bumi?" (QS. Huud, 11:116) akhirnya dapat melenyapkan fasisme selamanya di abad ke-21 ini.

No comments:

Post a Comment