PSIKOLOGI EVOLUSIONER
Psikologi
evolusioner dipandang sebagai satu perkembangan baru terpenting dalam ilmu-ilmu keperilakuan dalam kurun
waktu 20 tahun terakhir ini dan juga paling kontroversial
(Boyer & Heckhausen, 2000). Sejumlah kritikan dialamatkan kepada psikologi evolusioner. Misalnya, konsep
modularitas dirumuskan secara subjektif tanpa ada
dukungan hasil penelitian empiris di bidang neurologi, dan penjelasan tentang adaptasi bersifat spekulatif serta mirip
sebuah dongengan (just-so story) sehingga tidak dapat diuji dan tidak ilmiah (Evans
& Zarate, 1999; Gould, 1997;). Caporael (2001) juga memandang keterbatasan utama psikologi
evolusioner adalah menghasilkan hipotesis yang
dapat diuji dari teori.
Tulisan
ini mengenalkan sepintas psikologi evolusioner, bahkan mungkin hanya sepintas tentang salah satu variasi dari
berbagai teori tentang psikologi evolusioner (Caporael,
2001). Psikologi evolusioner memberikan sejumlah janji-janji, diantaranya adalah “memberikan alat-alat konseptual
untuk keluar dari situasi ilmu pengetahuan psikologi
yang terpecah-pecah, serta memberikan kunci untuk membuka misteri darimana kita berasal, bagaimana kita sampai
pada keadaan sekarang, dan mekanisme pikiran apa yang mendefinisikan siapa
diri kita ( Buss, 1995a, h. 27). Apakah janji-janji ini dapat dipenuhi? Sangat menarik untuk
menyimak pernyataan ini" For those who hoped for a quick
unification of the social sciences, some consolation can be taken from the Copernican Revolution;
it took 150 years for people to believe that the sun, and not earth, was the center of the
universe. It should be no surprise if it takes that long for the Darwinian Revolution (Caporael,
2001, h.622). Jalan masih panjang bagi psikologi evolusioner
untuk menjadi sebuah paradigma baru psikologi.
No comments:
Post a Comment