TIDAK ADA MEKANISME DI ALAM YANG DAPAT MENGUBAH OTAK KERA MENJADI OTAK MANUSIA
Pernyataan klasik evolusionis diulang dalam dokumenter BBC, dimana dikatakan bahwa otak nenek moyang kita yang sepertin kera berubah menjadi otak manusia dalam jangka waktu sekitar 2.5 juta tahun. Dibuatlah sebuah analogi: kapasitas otak nenek moyang kita yang seperti kera sebanding dengan mesin mobil Fiat kecil, dan otak manusia modern sebanding dengan mesin mobil sport yang jauh lebih canggih.
Kenyataannya, perbandingan ini mengusik pendapat evolusionis sendiri. Setiap orang yang mengetahui bahwa tidak ada mesin mobil yang bisa berubah menjadi mesin mobil lain, yang lebih canggih secara kebetulan. Bahkan tidak dalam trilyunan tahun, jangankan hanya 2,5 juta tahun. Kenyataannya, sesuai hukum fisika, mesin akan menua dan menjadi usang, membusuk dan akhirnya hancur. Agar mesin ini dapat muncul, seorang perancang yang memiliki pengetahuan dan dapat membuatnya sangat diperlukan.
Terlebih lagi, ada sebuah kenyataan penting yang bahkan seorang ilmuwan evolusionis harus mengakuinya: perbedaan utama antara otak kera dan manusia bukan saja masalah kapasitas dan ukurannya. Materialis berusaha menerjemahkan semua sifat-sifat manusia, termasuk fungsi otak ke dalam bentuk materi. Namun hingga saat ini diakui bahwa jiwa manusia tidak dapat diterjemahkan secara nyata. Manusia dapat berbicara,
berpikir, memutuskan, merencanakan, keinginan dan
harapannya, kemampuan seni dan keindahannya, kemampuannya memiliki ideologi, menghasilkan gagasan dan bermimpi, serta memiliki rasa sayang, kesetiaan, dan persahabatan bukan sebagai hasil kerja otak. Jiwa manusia lebih dari sekedar benda, dan merupakan tantangan bagi paham materialisme.
Dalam bukunya, The Mystery of the Mind: A Critical Study of Consciousness and the Human Brain, seorang ahli bedah syaraf evolusionis Dr. Wilder Penfield beberapa kali terpaksa mengakui bahwa jiwa manusia tidak dapat dijelaskan dengan fungsi manusia. Beberapa pengakuannya tertulis:
Setelah bertahun-tahun berusaha menjelaskan pikiran berdasarkan kerja otak saja, sampai pada sebuah
kesimpulan bahwa akan lebih sederhana (dan secara
logis jauh lebih mudah) jika seseorang menerima dugaan bahwa kita memiliki dua unsur mendasar [otak dan pikiran (jiwa)].
Saya menyimpulkan bahwa
tidak ada bukti yang tepat…bahwa hanya otak yang dapat melakukan pekerjaan yang
dilakukan pikiran.
No comments:
Post a Comment