TINGKAH LAKU YANG BERTUJUAN MEMPERTAHANKAN POSISI SOSIAL BUKAN BUKTI EVOLUSI
Menggunakan
beberapa sisi tingkah laku simpanse
sebagai model, Discovery Channel mencoba
untuk menunjukkan hubungan mereka dengan
manusia. Dokumenter ini menjelaskan bagaimana
seekor simpanse mencoba berteman dengan
simpanse lain dengan mempengaruhinya, bagaimana
ia menyerang hewan lain yang mengganggu
komunitasnya, sehingga menyampaikan pesan
bahwa “musuh temanku adalah musuhku”.
Namun, contoh ini merupakan perbandingan
berdasarkan prasangka belaka; kesamaan
antara kita dengan simpanse adalah, kita
memahami arti komunikasi dan ini dapat membahayakan
posisi sosial kita.
Kenyataan
bahwa manusia dan simpanse menunjukkan
persamaan tingkah laku tidak dapat
diajukan sebagai bukti hubungan evolusi antara
keduanya. Pertunjukan kekuatan seperti ini
dapat juga dilihat pada hewan lain. Gajah misalnya,
tidak membolehkan
gajah lain memasuki daerah
yang menjadi wilayah kawanannya. Dan,
gajah yang memenangkan pertarungan untuk
menjadi pemimpin kawanan diakui sebagain
pemimpin baru oleh anggota masyarakat lainnya.
Dengan kata lain, sebagaimana halnya simpanse,
banyak makhluk hidup lainnya yang dapat
mengirim pesan ke anggota kawanan lain untuk
mempertahankan posisi sosial mereka. Namun,
kenyataan bahwa gajah seperti manusia, menganggap
penting posisi sosial mereka, tentu saja
tidak berarti keduanya memiliki hubungan evolusi.
Discovery
Channel juga terlibat dengan propaganda Darwinis
dengan menyatakan dalam narasi
yang menyertai gambaran sekelompok simpanse,
bahwa manusia berpisah dari simpanse
sekitar 6 juta tahun yang lalu dan berevolusi
sebagai cabang primata tersendiri. Namun,
kenyataannya, sebagaimana halnya spesies
lain di alam, manusia dan simpanse adalah
makhluk yang benar-benar berbeda. Pernyataan
bahwa mereka berpisah satu sama lain
6 juta tahun yang lalu melalui proses evolusi tidak
memiliki dasar ilmiah, dan hanya merupakan asumsi
Darwinis. Bukti ilmiah telah mengungkapkan
bahwa pentingnya fosil yang diajukan
sebagai bukti skenario ini telah diselewengkan.
Fosil-fosil ini bukanlah spesies peralihan,
namun peninggalan ras manusia yang telah
punah atau spesies kera. (Untuk runtuhnya skenario
evolusi manusia, lihat Harun Yahya, The Evolution Deceit,
Taha Publishers, London, 2003.)
No comments:
Post a Comment