MEKANISME DALAM TUBUH KITA
Dalam
banyak ayat Al Quran, Allah mengajak kita memperhatikan penciptaan manusia dan
mengajak manusia merenungkan penciptaan ini,
“Hai
manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap
Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang telah men-ciptakan kamu, lalu menyempurnakan
kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)-mu seimbang, dalam bentuk apa saja
yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (QS. Al Infithaar, 82: 6-8) !
Manusia
adalah salah satu makhluk hidup yang terhebat dan ter-canggih. Sistem tubuhnya
paling menakjubkan di alam, dibentuk Allah dengan proporsi yang pas.
Tubuh
manusia terdiri atas sejumlah daging dan tulang yang ber-bobot kurang lebih
60-70 kg. Sebagaimana diketahui, daging adalah salah satu material paling
rentan di alam. Jika dibiarkan di tempat terbuka, daging akan membusuk dalam
beberapa jam, dan setelah beberapa hari dikerubungi tempayak dan mulai berbau
busuk tak tertahankan. Zat yang sangat lemah ini membentuk bagian terbesar
tubuh manusia. Akan tetapi, ia terpelihara tanpa rusak atau membusuk selama
kurang lebih 70-80 tahun, dengan adanya peredaran darah yang memberinya makanan
dan kulit yang melindunginya dari bakteri luar.
Selain
itu, tubuh manusia memiliki kemampuan yang sangat menge-sankan. Misalnya,
pancaindra. Setiap organ pengindra adalah keajaiban. Manusia mengetahui dunia
luar melalui alat-alat pengindra ini, dan menjalani hidup dengan damai berkat
semua indra ini. Detail yang kita temui pada indra penglihat, pencium, peraba,
pendengar, dan pengecap, serta desainnya yang tanpa cacat, memberi bukti keberadaan
Sang Pencipta.
Struktur
tubuh manusia yang menakjubkan tidak hanya ada pada pancaindra. Setiap organ
yang memudahkan hidup kita adalah keajaiban tersendiri. Semuanya berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan kita. Bayangkan betapa sukarnya hidup ini jika kita
diciptakan tanpa tangan. Apa yang akan terjadi jika kita tidak memiliki kaki,
atau jika tubuh kita tidak ditutupi oleh kulit, tetapi oleh duri, sisik, atau
lapisan keras?
Begitu
pula, keberadaan sistem-sistem kompleks dalam tubuh manu-sia, seperti mekanisme
pernapasan, metabolisme, reproduksi, kekebalan tubuh, dan estetika tubuh
manusia, masing-masing adalah keajaiban tersendiri.
Sebagaimana
terlihat, dalam tubuh manusia terdapat banyak kese-imbangan rumit. Hubungan
yang sempurna di antara semua sistem tubuh yang saling tergantung itu
memungkinkan manusia menjalankan fungsi-fungsi vitalnya tanpa masalah.
Di
samping itu, manusia melakukan semua ini tanpa perlu berusaha ekstra ataupun
mengalami kesulitan. Biasanya manusia bahkan tidak menyadari apa yang terjadi
dalam tubuhnya. Ia tidak menyadari banyak hal: kapan pencernaan makanan berawal
atau berakhir dalam lambung-nya, irama jantungnya, darah yang mengedarkan
bahan-bahan yang tepat dibutuhkan ke tempat-tempat yang tepat, penglihatan dan
pendengaran-nya.
Sebuah
sistem tanpa cacat telah ditempatkan dalam tubuh manusia dan bekerja dengan
sempurna. Inilah sistem ciptaan Allah, Pengatur semua urusan di langit dan di
bumi. Allah menciptakan segala sesuatu, setiap detail dan setiap makhluk hidup
di alam semesta. Desain yang kita temui saat meneliti tubuh manusia adalah
bukti keunikan dan ketiadaan cacat pada seni kreasi Allah. Allah mengajak kita
memperhatikan kesem-purnaan jagat raya ini dalam surat Al Mulk:
“Yang
telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian
pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan
tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.”
(QS. Al Mulk, 67: 3-4) !
Inilah
sekelumit dari berjuta keseimbangan rumit di dalam tubuh manusia:
Pancaindra
tersusun benar-benar sesuai dengan kebutuhan manusia. Misalnya, telinga hanya
dapat menangkap getaran suara pada batas tertentu. Sekilas, mungkin kisaran
pendengaran yang lebih lebar tam-paknya menguntungkan, tetapi batas indriawi
ini - disebut “ambang batas pendengaran”diatur dengan tujuan tertentu. Jika telinga
kita terlalu sensitif, setiap saat kita harus mendengar berbagai suara, mulai
dari detak jantung kita hingga gemerisik tungau kecil di lantai. Hidup seperti
ini akan sangat mengganggu.
Keseimbangan
serupa berlaku pula bagi indra peraba. Sel saraf pera-ba yang sangat sensitif
dan berada di bawah kulit manusia dijadikan sen-sitif dengan cara yang
sebaik-baiknya dan tersebar di seluruh permukaan tubuh. Saraf tersebut
terhimpun terutama di ujung jari, bibir, dan organ seksual. Sebaliknya, daerah
yang “kurang penting”, misalnya punggung, memiliki lebih sedikit sel saraf. Ini
memberi keuntungan besar bagi ma-nusia. Bayangkan jika terjadi sebaliknya: jika
ujung jari kita sangat tidak sensitif, dan kebanyakan sel saraf berkumpul di
punggung. Tidak diragu-kan lagi, ini akan sangat menjengkelkan; sementara kita
tidak mampu menggunakan tangan secara efektif, punggung kita justru merasakan
hal-hal terkecil, lipatan baju misalnya.
Perkembangan
organ adalah contoh “keseimbangan yang rumit” ini. Misalnya, rambut dan bulu
mata. Meskipun keduanya sebenarnya sama saja “rambut”, kecepatan tumbuhnya
tidak sama. Anggaplah bulu mata tumbuh sama cepatnya dengan rambut di kepala,
maka bulu mata akan mengganggu penglihatan dan menusuk mata, membahayakan salah
satu organ terpenting. Panjang bulu mata kita tertentu dan tetap. Jika bulu
mata ini memendek, misalnya karena terbakar atau kecelakaan, bulu mata akan
memanjang sampai mencapai panjang “ideal” lalu berhenti.
Bentuk
bulu mata pun sangat penting. Karena bentuknya sedikit me-lengkung ke atas,
bulu mata tidak menghalangi pandangan dan membuat mata terlihat indah. Ketika
tumbuh, bulu mata ini ditutupi minyak khu-sus yang dihasilkan kelenjar tertentu
di tepi kelopak mata. Karena itulah, bulu mata kita tidak terasa kasar dan lurus
seperti sikat. “Penyesuaian halus” seperti ini terdapat di seluruh bagian tubuh
manusia.
Luar
biasanya, sebagaimana pada remaja, penciptaan yang tepat ini juga tampak pada
bayi yang baru lahir. Contohnya, tulang tengkorak bayi yang baru lahir sangat
lunak, dan pada batas tertentu dapat bergerak di atas yang lain. Keluwesan ini
memudahkan keluarnya kepala bayi dari rahim tanpa bahaya. Jika tidak luwes,
tulang tengkorak ini bisa saja retak selama kelahiran, menyebabkan kerusakan
parah pada otak bayi.
Dengan
kesempurnaan serupa, semua organ dalam manusia berkem-bang secara harmonis
selama proses perkembangan. Misalnya, pada perkembangan kepala, tengkorak yang
menyelubungi otak tumbuh ber-sesuaian dengan otak. Andaikan tengkorak tumbuh
lebih lambat dari-pada otak, ia akan menekan otak dan segera menyebabkan
kematian.
Keseimbangan
yang sama juga terjadi pada organ lain seperti jan-tung, paru-paru dan
tenggorokan, mata dan kantung mata.
Karena
itu, mari kita teliti struktur tubuh kita yang luar biasa, untuk melihat seni
dan keagungan penciptaan. Setiap bagian tubuh, yang struk-turnya lebih sempurna
daripada pabrik mutakhir yang dilengkapi tekno-logi tercanggih, menunjukkan
adanya penciptaan oleh Allah, yang kekua-saan-Nya tak tertandingi.
Jika
secara singkat kita meneliti sistem dan organ pada tubuh manu-sia, kita akan
menyaksikan dengan jelas bukti penciptaan yang seimbang dan tanpa cacat.
No comments:
Post a Comment