AKIBAT EVOLUSI
Evolusi
memengaruhi setiap aspek dari bentuk dan perilaku organisme. Yang paling
terlihat adalah adaptasi perilaku dan fisik yang diakibatkan oleh seleksi alam.
Adaptasi-adaptasi ini meningkatkan kebugaran dengan membantu aktivitas seperti
menemukan makanan, menghindari predator, dan menarik lawan jenis. Organisme
juga dapat merespon terhadap seleksi dengan berkooperasi satu sama lainnya,
biasanya dengan saling membantu dalam simbiosis. Dalam jangka waktu yang
lama, evolusi menghasilkan spesies yang baru melalui pemisahan populasi leluhur
organisme menjadi kelompok baru yang tidak akan bercampur kawin.
Akibat
evolusi kadang-kadang dibagi menjadi makroevolusi dan mikroevolusi. Makroevolusi adalah
evolusi yang terjadi pada tingkat di atas spesies, seperti kepunahan dan spesiasi. Sedangkan mikroevolusi adalah perubahan
evolusioner yang kecil, seperti adaptasi yang terjadi dalam spesies
atau populasi. Secara umum, makroevolusi dianggap sebagai akibat jangka panjang
dari mikroevolusi. Sehingga perbedaan antara mikroevolusi dengan makroevolusi
tidaklah begitu banyak terkecuali pada waktu yang terlibat dalam proses
tersebut. Namun, pada makroevolusi, sifat-sifat keseluruhan spesies adalah
penting. Misalnya, variasi dalam jumlah besar di antara individu mengijinkan
suatu spesies secara cepat beradaptasi terhadap habitat yang baru, mengurangi
kemungkinan terjadinya kepunahan. Sedangkan kisaran geografi yang luas
meningkatkan kemungkinan spesiasi dengan membuat sebagian populasi menjadi
terisolasi. Dalam pengertian ini, mikroevolusi dan makroevolusi dapat
melibatkan seleksi pada tingkat-tingkat yang berbeda, dengan mikroevolusi
bekerja pada gen dan organism,
versus makroevolusi yang bekerja pada keseluruhan spesies dan memengaruhi laju
spesiasi dan kepunahan.
Terdapat sebuah miskonsepsi bahwa evolusi
bersifat "progresif", namun seleksi alam tidaklah memiliki tujuan
jangka panjang dan tidak perlulah menghasilkan kompleksitas yang lebih besar.
Walaupun spesies
kompleks
berkembang dari evolusi, hal ini terjadi sebagai efek samping dari jumlah
organisme yang meningkat, dan bentuk kehidupan yang sederhana tetap lebih umum sebagai
contoh, mayoritas besar spesies adalah prokariota mikroskopis yang membentuk setengah biomassa dunia walaupun bentuknya yang kecil, serta
merupakan mayoritas pada biodiversitas bumi. Organisme sederhana oleh karenanya
merupakan bentuk kehidupan yang dominan di bumi dalam sejarahnya sampai
sekarang. Kehidupan kompleks tampaknya lebih beranekaragam karena ia lebih
mudah diamati.
No comments:
Post a Comment