KONSEP SELEKSI ALAM
Seleksi
alam
adalah proses di mana mutasi genetika yang meningkatkan keberlangsungan dan
reproduksi suatu organisme menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang
satu ke genarasi yang lain pada sebuah populasi. Ia sering disebut sebagai
mekanisme yang "terbukti sendiri" karena:
·
Variasi terwariskan terdapat
dalam populasi organisme.
·
Organisme menghasilkan
keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup
·
Keturunan-keturunan ini
bervariasi dalam kemampuannya bertahan hidup dan bereproduksi.
Kondisi-kondisi
ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk bertahan hidup dan
bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat yang lebih
menguntungkan akan lebih berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan yang
tidak menguntungkan cenderung tidak akan diwariskan ke generasi selanjutnya.
Konsep
pusat seleksi alam adalah kebugaran evolusi organisme. Kebugaran evolusi mengukur
kontribusi genetika organisme pada generasi selanjutnya. Namun, ini tidaklah
sama dengan jumlah total keturunan, melainkan kebugaran mengukur proporsi
generasi tersebut untuk membawa gen sebuah organisme. Karena itu, jika sebuah
alel meningkatkan kebugaran lebih daripada alel-alel lainnya, maka pada tiap
generasi, alel tersebut menjadi lebih umum dalam populasi. Contoh-contoh sifat
yang dapat meningkatkan kebugaran adalah peningkatan keberlangsungan hidup dan fekunditas. Sebaliknya, kebugaran
yang lebih rendah yang disebabkan oleh alel yang kurang menguntungkan atau
merugikan mengakibatkan alel ini menjadi lebih langka. Adalah penting untuk
diperhatikan bahwa kebugaran sebuah alel bukanlah karakteristik yang tetap.
Jika lingkungan berubah, sifat-sifat yang sebelumnya bersifat netral atau
merugikan bisa menjadi menguntungkan dan yang sebelumnya menguntungkan bisa
menjadi merugikan.
Seleksi
alam dalam sebuah populasi untuk sebuah sifat yang nilainya bervariasi,
misalnya tinggi badan, dapat dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang pertama
adalah seleksi
berarah
(directional selection), yang merupakan geseran nilai rata-rata sifat
dalam selang waktu tertentu, misalnya organisme cenderung menjadi lebih tinggi.
Kedua, seleksi
pemutus
(disruptive selection), merupakan seleksi nilai ekstrem, dan sering
mengakibatkan dua nilai yang berbeda menjadi lebih umum (dengan menyeleksi
keluar nilai rata-rata). Hal ini terjadi apabila baik organisme yang pendek
ataupun tinggi
menguntungkan, sedangkan organisme dengan tinggi menengah tidak. Ketiga, seleksi pemantap (stabilizing selection), yaitu
seleksi terhadap nilai-nilai ektrem, menyebabkan penurunan variasi di sekitar
nilai rata-rata. Hal ini dapat menyebabkan organisme secara pelahan memiliki
tinggi badan yang sama.
Kasus
khusus seleksi alam adalah seleksi
seksual,
yang merupakan seleksi untuk sifat-sifat yang meningkatkan keberhasilan
perkawinan dengan meningkatkan daya tarik suatu organisme. Sifat-sifat yang
berevolusi melalui seleksi seksual utamanya terdapat pada pejantan beberapa
spesies hewan. Walaupun sifat ini dapat menurunkan keberlangsungan hidup
individu jantan tersebut (misalnya pada tanduk rusa yang besar dan warna yang
cerah dapat menarik predator). Kerugian keberlangsungan hidup ini diseimbangkan
oleh keberhasilan reproduksi yang lebih tinggi pada penjantan.
Bidang riset yang aktif dalam bidang biologi
evolusi pada saat ini adalah satuan
seleksi,
dengan seleksi alam diajukan bekerja pada tingkat gen, sel, organisme,
individu, kelompok organisme, dan bahkan spesies. Dari model-model ini, tiada
yang eksklusif, dan seleksi dapat bekerja pada beberapa tingkatan secara
serentak. Di bawah tingkat individu, gen yang disebut transposon berusaha
menkopi dirinya di seluruh genom. Seleksi pada tingkat di atas individu, seperti
seleksi kelompok, dapat mengijinkan evolusi ko-operasi.
No comments:
Post a Comment