MUNCULNYA GEN BARU
MELALUI DUPLIKASI
Duplikasi gen adalah cara lazim
untuk menciptakan gen baru. Suatu mutasi juga dapat menyebabkan terjadinya
duplikasi segmen DNA yang membawa beberapa gen. Sequence gen yang asli
dipertahankan untuk mempertahankan fungsinya, sedangkan salinan gen tersebut
dapat mengalami mutasi lebih jauh. Pada umumnya mutasi yang semakin
terakumulasi justru akan mematikan fungsi suatu gen hasil salinan tersebut.
Jarang sekali ditemukan salinan gen yang telah mengalami mutasi, kemudian masih
tetap aktif dan mengembangkan fungsi yang berbeda dari sequence aslinya.
Duplikasi berganda yang diikuti
dengan perubahan suatu sequence dapat menciptakan rumpun gen yang memiliki fungsi
yang masih berhubungan. Salah satu contoh yang sangat terkenal adalah gen dari
rumpun gen globin. Hemoglobin adalah pigmen pengikat oksigen di pembuluh darah,
sedangkan mioglobin adalah berperan membawa oksigen di dalam jaringan otot.
Kedua protein tersebut memiliki fungsi yang sama, struktur 3 dimensi yang sama,
dan sequence yang masih berkerabat.
Leluhur gen globin yang melakukan
duplikasi di masa lampau, secara perlahan menghasilkan ragam gen hemoglobin dan
mioglobin yang mengembangkan fungsi berbeda.
Hemoglobin pada darah mamalia
memiliki dua rantai α globin dan β globin yang membentuk tetramer α2/β2.
Sedangkan mioglobin berupa monomer rantai polipeptida tunggal. Rantai α globin
dan β globin adalah hasil duplikasi lanjut dari gen globin purba di masa
lampau. Bahkan pada tahap selanjutnya gen α globin purba menghasilkan gen untuk
α globin dan ζ globin. Sedangkan gen β globin purba juga menghasilkan jalur
terpisah sebanyak dua kali sehingga menghasilkan gen β globin modern dan γ
globin modern, kemudian gen δ globin dan ε globin. Berbagai varian globin
tersebut memiliki peran pada berbagai tahap perkembangan.
Pada setiap tahap, tetramer
hemoglobin tersusun atas dua tipe α dan dua tipe β. Ζ globin dan ε globin mulai
terbentuk pada awal terjadinya embrio yang memiliki hemglobin ζ2/ε2. Saat mulai
terbentuk fetus, ε globin yang ada digantikan dengan γ globin dan ζ globin
digantikan oleh α globin, sehingga dalam hal ini terbentuk struktur hemoglobin
α2/γ2. Fetus yang berkembang dalam tubuh seorang ibu berupaya membentuk ikatan
dengan molekul O2, dalam hal ini hemoglobin α2/γ2 berperan mengikat oksigen.
Berbagai gen globin tersebut
adalah contoh famili gen, yaitu sekelompok gen yang masih berkerabat dan
dihasilkan dari proses duplikasi. Setiap anggota famili ini memiliki sequence
dan peran yang serupa. Sejalan dengan berputarnya roda evolusi, proses duplikasi
gen yang dilakukan secara terus menerus akan menghasilkan gen baru yang
berlimpah dan memiliki fungsi yang jauh berbeda dari leluhurnya. Hal ini
membentuk terjadinya superfamili gen. Gen sistem imun adalah contoh famili dan
superfamili gen.
Retroelemen pada eukariot yang
mengkode transkriptase adalah hal yang lazim ditemukan sehingga sesekali
terjadi pula transkripsi balik pada mRNA. Proses ini dapat menghasilkan salinan
DNA yang dapat diintegrasikan ke dalam genom. Salinan gen semacam ini tidak
memiliki intron dan tapak promoter untuk titik awal gen. Salinan gen yang tidak
aktif seperti ini disebut sebagai pseudogen dan umumnya membawa akumulasi
mutasi yang menyebabkan matinya fungsi untuk coding. Jarang sekali pseudogen
yang memiliki ujung promoter dan diekspresikan. Gen ini adalah salinan dari gen
yang asli yang mengalami perubahan akibat mutasi.
Kesalahan sedikit selama
pembelahan sel dapat berakibat duplikasi total pada genom. Suatu kesalahan pada
meiosis dapat menghasilkan gamet yang diploid. Fusi gamet diploid akan
menghasilkan zigot dan individu yang tetraploid. Terkadang terbentuk suatu
individu triploid yang dibentuk dari fusi satu gamet mutan yang ditambah satu
gamet haploid normal. Pada umumnya organisme triploid adalah steril karena
gametnya memiliki jumlah kromosom yang tidak lazim. Akan tetapi organisme
triploid masih bisa menghasilkan keturunan yang tetraploid. Di sisi lain,
kelainan semacam ini adalah hal yang lazim. Hanya 5 dari 1000 gamet tanaman
yang bersifat diploid. Suatu persilangan antara dua generasi parental ada
kemungkinan akan menghasilkan zigot tetraploid. Sejalan dengan berputarnya
waktu, salinan gen organisme tetraploid akan membentuk berbagai variasi.
No comments:
Post a Comment